Rabu, 25 April 2012

Pilih dia atau aku?? part 2


Cerita ini hanyalah FIKTIF. Jika ada kesamaan nama dan karakter itu memang disengaja. Namun perlu ditekankan lagi, cerita ini FIKTIF.



part sebelumnya....

Agung memilih keluar ruangan dan melihat hujan yang turun. Dia berdiri dan bersandar pada saka. Tangannya terlipat di dada. Tatapannya terfokus pada rintikan hujan yang jatuh.

"Agung......."





 
Agung menoleh, disampingnya ternyata ada selly. Selly menatap rintikan hujan itu juga. Tatapannya penuh lemah lembut. Beberapa datik kemudian selly menoleh ke agung, selly tersenyum. Mereka saling bertatapan sebentar. Hati agung tiba-tiba berdetak dengan kencang.
Selly meraih tangan agung dan menuntunnya secara perlahan ke lapangan tengah. Mereka hujan-hujanan. Entah mengapa agung tanpa protes ke selly yang telah membawanya hujan-hujanan. Dia seperti terhipnotis.
Fuad hendak keluar dari bengkel  tkj, dan melihat suasana diluar. Dia merasa bosan di ruangan terus. Saat melangkahkan kakinya keluar, fuad melihat agung dan selly yang sedang hujan-hujanan., segera fuad membalikkan badan dan berteriak.
“Heh teman-teman ..!!!! lihat keluar deh! Agung sama selly tuh lagi ujan-ujanan” teriak fuad.
“Apa?!!” selly tampak terkejut dia langsung keluar, diikuti teman-teman yang lain.
Diluar sana memang terlihat selly dan agung hujan-hujanan. Selly memegang tangannya agung.
Tiba-tiba serasa ada suara yang entah dari mana datangnya suara itu berkembang menjadi alunan music yang tak lain alunan music kuck kuck hota hai.
Selly masih memegang tangan agung, kini dia meraih tangan agung yang satunya  lagi. Mereka saling bertatapan. Rinai hujan terasa sangat hangat dan indah.
            Tum paas aaye, yun muskuraaye
            Tumne na jaane kya sapne dikhaaye………
Nyanyi selly. Selly tersenyum manis kepada agung.
Sella berlari kearah mereka. Dan merebut tangan agung dari genggaman selly.
            Tum paas aaye, yun muskuraaye
            Tumne na jaane kya sapne dikhaaye………
Kini sella yang menyanyi.
            Ab to mera dil, jaage na sota hai
            Kya karoon haye kuch kuch hotahai
            Kya karoon haye kuch kuch hotahai
Sekarang nyanyi sella dan selly bersama-sama.
“Cye… cye…” sorak teman-temannya yang ada di koridor sekolah.
“Jadi kamu pilih dia atau aku..?” Tanya selly.
Pertanyaan selly seperti menusuk jantung agung hingga ketulang rusuknya. Suara petir pun mengiringi suasana hari itu. sorak-sorak temannya semakin meriah. Dan alunan lagu tersebut tiba-tiba menghilang menjadi suara hujan yang deras.
“Pilih dia tau aku..?!!” Desak sella.
“Pilih dia atau aku!!”
Sella dan selly selalu berteriak seperti itu. agung clingukan melihat kanan dan kirinya yang tak lain adalah sella dan selly.
“Aku…” Agung ragu untuk berkata lagi. Dia diam sejenak.
“Siapa..?!”
“memilih…” lanjut agung ragu-ragu.
Semua hening, berusaha menangkap kata yang keluar dari mulut agung.
“memilih…” agung terlihat ragu. “Kus..!!” teriak agung.
“Hah..!!”
Semua mengarah ke kusmiati.
“Loh kok!!! Bukan… bukan aku,,!! Agung pasti ngarang.” Kusmiati terlihat panic.
“Bukan dia..!!” semua menoleh ke agung lagi. “Tapi…. Kusnanto tolong aku..” rengek agung.
-
-
HENING
-
-
“Hahaha..” semua tertawa terbahak-bahak.
“Ih.. jadi ill feel deh” selly melepas genggaman tangannya agung.
“Sama.. ku juga” sella pun juga melepas genggamannya.
“Eh ada apa ini, kenapa kalian tertawa terbahak-bahak?” Tanya pak fariz. “Eh.. kenapa kalian ujan-ujanan. Udah dibilangin jangan ujan-ujanan, eh malah ujan-ujanan. Kaya anak kecil aja” kata pak fariz setelah melihat sella dan selly dan juga agung di tengah lapangan ujan-ujanan.
Sella dan selly mengacuhkan agung. Mereka lalu bergandeng tangan. “Ayo ly, kita pergi dari sini.” Ajak sella.
Agung masih diposisinya, dia merasa lemas, hingga ia terjatuh dan duduk.
“Haaa…” rengek agung. “Kenapa jadi seperti ini..” lanjutnya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal itu.
“Sudah bubar semuanya! Segera kalian masuk ke kelas, waktu istirahat selesai!” instruksi pak fariz mendapat respon kekecewaan dari siswanya sambil teriak “Yahhhh…!!”
“Agung kamu jangan duduk disitu aja. Cepetan kesini dan masuk kekelas!!” kata pak fariz sebelum meninggalkan mereka.
Anak-anak pada masuk kekelas. Sella dan selly nampaknya ke WC untuk berganti pakain. Agung masih duduk ditengah lapangan sambil menyesali kejadian hari ini. Hujan pun semakin deras.
Kusnanto masih belum masuk, dia masih bengong.
“Ihhh.. Akyu gakz ngangka decch, agung ternyata gitcu dech..” kata kusnanto sambil menggigit jarinya. Kemudian dia berlari kecil sambil masuk kelas. Terlihat kusnanto lari dengan menggoyang-goyangkan badan.
“Apa maksudmu kus?!” Teriak agung. “Aku gak seperti itu tau, aku masih normal, masa hanya bilang kaya gitu aja, kalian berfikiran seperti itu sih…!” tak ada yang menghiraukan agung. Sekarang dia duduk diluar sendiri, hanya ada hujan yang diiringi dengan petir.
Tiba-tiba saja muncul alunan music lagi yang tak lain adalah kuch kuch hotahai.
Kuch Kuch Hota Hai

Tum paas aaye, yun muskuraaye
( kau hampiri diri ku, tersenyum manisnya )
Tum paas aaye, yun muskuraaye
( kau hampiri diri ku, tersenyum manisnya )
Tumne na jaane kya sapne dikhaaye
( tanpa sedari kau berikan impian kepadaku )

Tum paas aaye, yun muskuraaye
( kau hampiri diri ku, tersenyum manisnya )
Tumne na jaane kya sapne dikhaaye
( tanpa sedari kau berikan impian kepadaku )

  Ab to mera dil, jaage na sota hai
( kini hatiku tiada lagi terjaga atau terlena )
Kya karoon haye kuch kuch hota hai
( apa perlu ku lakukan, sesuatu terjadi dalam hatiku )
Kya karoon haye kuch kuch hota hai
( apa perlu ku lakukan, sesuatu terjadi dalam hatiku )








#pihak bersangkutan telah membaca. hehe.. Kurang jelas si tanggapannya apa, tapi intinya dia tertawa haha atas cerita ku. hihihi. Ku kira karena cerita ku terlalu dan terlalu konyol. hihih. Aku sendiri saat membuat itu juga tertawa-tawa. he..

0 komentar:

Posting Komentar

Ads 468x60px

Featured Posts Coolbthemes

© Everything....., AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena