Cerita ini hanyalah FIKTIF. Jika ada kesamaan nama dan karakter itu memang disengaja. Namun perlu ditekankan lagi, cerita ini FIKTIF.
part sebelumnya....
Agung memilih keluar ruangan dan melihat hujan yang turun. Dia berdiri dan bersandar pada saka. Tangannya terlipat di dada. Tatapannya terfokus pada rintikan hujan yang jatuh.
"Agung......."
Agung menoleh, disampingnya
ternyata ada selly. Selly menatap rintikan hujan itu juga. Tatapannya penuh
lemah lembut. Beberapa datik kemudian selly menoleh ke agung, selly tersenyum.
Mereka saling bertatapan sebentar. Hati agung tiba-tiba berdetak dengan
kencang.
Selly meraih tangan agung dan
menuntunnya secara perlahan ke lapangan tengah. Mereka hujan-hujanan. Entah
mengapa agung tanpa protes ke selly yang telah membawanya hujan-hujanan. Dia
seperti terhipnotis.
Fuad hendak keluar dari
bengkel tkj, dan melihat suasana diluar.
Dia merasa bosan di ruangan terus. Saat melangkahkan kakinya keluar, fuad
melihat agung dan selly yang sedang hujan-hujanan., segera fuad membalikkan
badan dan berteriak.
“Heh teman-teman ..!!!! lihat
keluar deh! Agung sama selly tuh lagi ujan-ujanan” teriak fuad.
“Apa?!!” selly tampak terkejut dia
langsung keluar, diikuti teman-teman yang lain.
Diluar sana memang terlihat selly
dan agung hujan-hujanan. Selly memegang tangannya agung.
Tiba-tiba serasa ada suara yang
entah dari mana datangnya suara itu berkembang menjadi alunan music yang tak
lain alunan music kuck kuck hota hai.
Selly masih memegang tangan agung,
kini dia meraih tangan agung yang satunya
lagi. Mereka saling bertatapan. Rinai hujan terasa sangat hangat dan
indah.
Tum paas aaye, yun muskuraaye
Tumne na jaane kya sapne dikhaaye………
Nyanyi selly. Selly tersenyum manis
kepada agung.
Sella berlari kearah mereka. Dan
merebut tangan agung dari genggaman selly.
Tum paas aaye, yun muskuraaye
Tumne na jaane kya sapne dikhaaye………
Kini sella yang menyanyi.
Ab to mera dil, jaage na sota hai
Kya karoon haye kuch kuch hotahai
Kya karoon haye kuch kuch hotahai
Sekarang nyanyi sella dan selly
bersama-sama.
“Cye… cye…” sorak teman-temannya
yang ada di koridor sekolah.
“Jadi kamu pilih dia atau aku..?”
Tanya selly.
Pertanyaan selly seperti menusuk
jantung agung hingga ketulang rusuknya. Suara petir pun mengiringi suasana hari
itu. sorak-sorak temannya semakin meriah. Dan alunan lagu tersebut tiba-tiba
menghilang menjadi suara hujan yang deras.
“Pilih dia tau aku..?!!” Desak
sella.
“Pilih dia atau aku!!”
Sella dan selly selalu berteriak
seperti itu. agung clingukan melihat kanan dan kirinya yang tak lain adalah
sella dan selly.
“Aku…” Agung ragu untuk berkata
lagi. Dia diam sejenak.
“Siapa..?!”
“memilih…” lanjut agung ragu-ragu.
Semua hening, berusaha menangkap
kata yang keluar dari mulut agung.
“memilih…” agung terlihat ragu.
“Kus..!!” teriak agung.
“Hah..!!”
Semua mengarah ke kusmiati.
“Loh kok!!! Bukan… bukan aku,,!!
Agung pasti ngarang.” Kusmiati terlihat panic.
“Bukan dia..!!” semua menoleh ke
agung lagi. “Tapi…. Kusnanto tolong aku..” rengek agung.
-
-
HENING
-
-
“Hahaha..” semua tertawa
terbahak-bahak.
“Ih.. jadi ill feel deh” selly melepas
genggaman tangannya agung.
“Sama.. ku juga” sella pun juga
melepas genggamannya.
“Eh ada apa ini, kenapa kalian
tertawa terbahak-bahak?” Tanya pak fariz. “Eh.. kenapa kalian ujan-ujanan. Udah
dibilangin jangan ujan-ujanan, eh malah ujan-ujanan. Kaya anak kecil aja” kata
pak fariz setelah melihat sella dan selly dan juga agung di tengah lapangan
ujan-ujanan.
Sella dan selly mengacuhkan agung.
Mereka lalu bergandeng tangan. “Ayo ly, kita pergi dari sini.” Ajak sella.
Agung masih diposisinya, dia merasa
lemas, hingga ia terjatuh dan duduk.
“Haaa…” rengek agung. “Kenapa jadi
seperti ini..” lanjutnya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal itu.
“Sudah bubar semuanya! Segera
kalian masuk ke kelas, waktu istirahat selesai!” instruksi pak fariz mendapat
respon kekecewaan dari siswanya sambil teriak “Yahhhh…!!”
“Agung kamu jangan duduk disitu
aja. Cepetan kesini dan masuk kekelas!!” kata pak fariz sebelum meninggalkan
mereka.
Anak-anak pada masuk kekelas. Sella
dan selly nampaknya ke WC untuk berganti pakain. Agung masih duduk ditengah
lapangan sambil menyesali kejadian hari ini. Hujan pun semakin deras.
Kusnanto masih belum masuk, dia
masih bengong.
“Ihhh.. Akyu gakz ngangka decch,
agung ternyata gitcu dech..” kata kusnanto sambil menggigit jarinya. Kemudian
dia berlari kecil sambil masuk kelas. Terlihat kusnanto lari dengan
menggoyang-goyangkan badan.
“Apa maksudmu kus?!” Teriak agung.
“Aku gak seperti itu tau, aku masih normal, masa hanya bilang kaya gitu aja,
kalian berfikiran seperti itu sih…!” tak ada yang menghiraukan agung. Sekarang
dia duduk diluar sendiri, hanya ada hujan yang diiringi dengan petir.
Tiba-tiba saja muncul alunan music
lagi yang tak lain adalah kuch kuch
hotahai.
Kuch Kuch Hota Hai Tum paas aaye, yun muskuraaye
( kau hampiri diri ku, tersenyum manisnya )
Tum paas aaye, yun muskuraaye
( kau hampiri diri ku, tersenyum manisnya )
Tumne na jaane kya sapne dikhaaye
( tanpa sedari kau berikan impian kepadaku )
Tum paas aaye, yun muskuraaye
( kau hampiri diri ku, tersenyum manisnya )
Tumne na jaane kya sapne dikhaaye
( tanpa sedari kau berikan impian kepadaku )
Ab to mera dil, jaage na sota hai
( kini hatiku tiada lagi terjaga atau terlena )
Kya karoon haye kuch kuch hota hai
( apa perlu ku lakukan, sesuatu terjadi dalam hatiku )
Kya karoon haye kuch kuch hota hai
( apa perlu ku lakukan, sesuatu terjadi dalam hatiku )
#pihak bersangkutan telah membaca. hehe.. Kurang jelas si tanggapannya apa, tapi intinya dia tertawa haha atas cerita ku. hihihi. Ku kira karena cerita ku terlalu dan terlalu konyol. hihih. Aku sendiri saat membuat itu juga tertawa-tawa. he..
0 komentar:
Posting Komentar