Semenjak Suju (Super Junior) boyband asal korea datang ke Indonesia, demam korea (hallyu) semakin terasa. Melihat animo masyarakat terutama para cewe-cewe yang begitu besar terhadap kedatangan Super Junior. Mereka rela antri dan berdesak-desakan bahkan ada yang pingsan. Walaupun konser dilaksanankan di Jakarta, namun ternyata penggemar Suju yang di sebut sebagai ELF walaupun mereka berbeda pulau mereka tetap datang ke Jakarta untuk menyaksikan bintang mereka konser. Dan yang paling menarik konser selama 3 hari berturut-turut, tiket sold out. Keren. ini sangat terbukti jika Super Junior adalah boyband paling ditunggu.
Sebenarnya aku juga pengen, aku juga iri melihat mereka bisa nonton.,,.
Ku rasa kata picik dan licik bukanlah hal asing lagi bagi telinga anda semua termasuk saya.
Tapi apa ya bedanya??
PICIK ===> Berpikir sempit, cenderung berburuk sangka terus
LICIK ===> Mampu menggunakan segala cara untuk dapat memenuhi keinginannya.
Orang licik belum tentu picik, bahkan kebanyakan orang licik sering mengalah untuk menang & memukul dari belakang, dan biasanya memiliki banayak akal untuk melakukan keliciknya.
Ada lagi lho perbedaannya yang saaaaaanggaaaaat kelihatan. Apa yo....
hihi.. terletak diinisial katanya, antara P dan L. haaahaaa....
Seperti apakah etika Konfusianisme itu?
Mungkin Anda pernah
mendengarnya. Bila belum, secara singkat akan saya perkenalkan etika
yang pernah membuat peradaban Cina maju pada ratusan tahun lalu.
Konfusianisme,
yang meminjam nama Konfucius, adalah sebuah filsafat atau arus
pemikiran. Bila ditelusuri lebih dalam, Konfusianisme banyak menawarkan
prinsip tentang etika, yang sebagian besar masih relevan di masa kini
Cerita ini hanyalah FIKTIF. Jika ada kesamaan nama dan karakter itu memang disengaja. Namun perlu ditekankan lagi, cerita ini FIKTIF.
part sebelumnya....
Agung memilih keluar ruangan dan melihat hujan yang turun. Dia berdiri dan bersandar pada saka. Tangannya terlipat di dada. Tatapannya terfokus pada rintikan hujan yang jatuh.
Cerita ini hanyalah FIKTIF. Jika ada kesamaan nama dan karakter itu memang disengaja. Namun perlu di tekankan, Author tidak bermaksud apa-apa, dan sekali lagi, cerita ini hanya FIKTIF
Minggu minggu ini banyak sekali tugas yang numpuk.
Buat laporan produktif, matematika, IPS, KWU, Geguritan jawa, kimia, dll.
Setiap pagi ruang kelas X TKJC selalu ramai. Mereka
bela-belain berangkat pagi bukan karena taat pada peraturan melainkan karena
mengerjakan PR, Oppzz.. bukan, lebih tepatnya nyontek.
“Selly, kamu udah ngerjain tugas Fisika belum?”
Tanya agung.
“Kenapa??”
“Aku pinjem, aku belum ngerjain nich…”
“Enak aja, makanya kamu jangan main terus!!!” Selly
pergi meninggalkan agung.
“Ni aku udah…” ucap seorang wanita yang kini ada
disamping agung.
“Sella..”
“Mau pinjem gak??”
“Ya ya ya..!”
agung langsung mengambil buku yang disodorkan sella kepada dia. “Thank
ya!”
Sella hanya membalas dengan senyuman.
Tiba-tiba hati agung berdetak dengan kencang melihat
senyum sella. Sella kemudian pergi, agung masih memandangi tubuh yang mungil
nan imut itu.
(jam 3 pm diwarung depan stemzago)
“Kamu masih disini??” Tanya agung heran.
Agung memandangi selly yang sedang makan sabil
konsentrasi sms. Selly menoleh ke agung, lalu kembali menatap layar hpnya.
“He’em” jawab selly singkat.
Agung duduk dipinggir selly. “Bu makan bu..” pesan
agung .
“Lagi nunggu seseorang ya?” Tanya agung sekali lagi.
“he’em”
Judes banget si
ni orang. Batin agung.
Ibu warung itu menghampiri agung. “ini mas..” kata
ibu warung itu seraya menaruh makan itu didepan agung.
“Makasih bu”
Agung yang sejak tadi lapar dia langsung melahap
makannya.
“Apahhh!!” teriak selly lemah.
Agung yang sedang lahapnya makan jadi tersedat
karena kaget.
“Kenapa si kamu!! Tiba-tiba teriak!” kata agung
ketus.
Selly masih menatap layar hpnya. Matanya bergenang
air. Agung jadi terdia melihat selly seperti itu.
Selly memencet hpnya dengan cepat dan agak gugup,
lalu meletakannya di telinganya.
“Hallo..” kata selly. Agung yang disampingnya
berhenti makan. Sekarang dia malah asyik memperhatikan selly dan bertanya-tanya
ada apa dengan selly karena dia terlihat cemas.
“Apa ..!!” kata selly lagi. Matanya tak kuasa
membendung air matanya. “…kita putus??” di akhir kata itu selly langsung
menangis.
Selly menjadi lemas bahkan dia tak kuasa mengankat
tangannya lagi. Hpnya terjatuh seiring terkulai lemasnya.
Agung menjadi panic. “kau tidak apa-apa?”
Selly hanya terisak, bahkan dia sekarang menangis.
“Sudahlah…” agung menepuk bahu selly, berusaha untuk
menenangkannya.
“Kenapa harus putus dengan cara seperti ini…?” selly
terus saja menangis. Kepalanya tertunduk diatas meja. Agung terus menepuk-nepuk
bahu selly dengan lemah lembut.
-
-
-
5 menit kemudian ~ ~ ~ ~
Isakan selly mulai tidak terdengar. Dia mengangkat
kepalanya setelah menunduk lama. Dia mengusap air matanya yang membasahi pipinya.
“Sudah tenang?” Tanya agung lembut.
Selly mengangguk seraya berterimakasih kepada agung.
“Terimakasih..”
“Untuk apa?”
“Karena kau menemaniku disaat seperti ini”
“Sudahlah…. Kita kan teman”
Selly mengangguk setuju dan tersenyum.
“Baiklah, aku harus pulang ini sudah sore.” Kata
selly sambil bangkti dari tempat duduk nya.
“Ku antar yah..?”
“Gak. Ntar ku ngrepotin kamu”
“Kata siapa?! Sudahlah ku antar saja, wajah kamu
juga terlihat pucat”
“Massa??”
Agung hanya tersenyum.
Akhirnya selly pun diantar oleh agung. Tiba-tiba
hati selly berdetak kencang. Ada rasa lain saat melihat agung sekarang.
“Sudah sampai” kata agung singkat.
Selly turun dari motornya agung, sambil
menyunggingkan senyum dia berkata, “Makasih…. Thank to all”
“Ya, aku pulang dulu yah”
“Oke!! Hati-hati”
(Dibengkel tkj sebelah timutr)
Kalau lagi praktek seringnya ditinggal si. Kalau
udah selesai, rebut sendiri deh, ya kaya diruang bengkel tkj iini.
Di bengkel tkj timur gak ada AC…. Jadi tersa panas
kalau disini, apa lagi kalau udah rebut tambah polusi deh.
Materi kali ini adalah tentang mengenai printer.
Jadi pembahasannya tentang bagian-bagian dari printer, fungsi bagian-bagian
tersebut, cara kerja printer, dsb.
Anak laki-laki cenderung lebih pintar saat praktek
dibandingkan anak perempuan. Maka tak heran sebagian besar anak perempuan minta
diajari atau dijelaskan sama anak laki-laki.
“Agung.!”teriak sella sambil menghampiri agung yang
sedang asyik otak-utik printer.
“Apa?!”
“Buku IPS ku mana?”
Oh ya ku lupa…”
“Lah kebiasaan kamu…” sella cemberut.
“Hehe … maaf lah..” Goda agung.
Selly melihat keakraban agung dan sella. Hatinya
terasa panas. Apa lagi melihat mereka saling tertawa dan bercanda riang.
“Selly aku pinjem buku produktifmu ya, aku belum
nyatet nih…” pinta septiandari atau akrab dipanggil tian.
“Dah dipinjem”
“Sama siapa?”
“Agung”
“Lah… aku aja
duluan yang minjem”
“Loh kok maksa”
“Aku dulu ya, setelah selesai aku kasih agung deh.”
“Gak!! Ini buat agung”
“ha!!” tian melongo.
Selly tanpa pikir panjang meninggalkan tian dan
menghampiri agung.
“Agung!” teriak selly.
“hay..!”
“Ni.,, katanya mau pinjem buku produktif ku,.” Selly
menyodorkan bukunya kehadapan agung,
“Ya,, thank ya” agung mengambil buku yang disodorkan
selly seraya tersenyum.
Sella yang masih dipinggir agung melongo. Selly
tiba-tiba baik sama agung. Padahal setau sella, selly tu biasanya judes sama
agung.
“Kenapa kamu ly?” Tanya sella.
“Kenapa gimana?”
“Koq tiba-tiba baik?”
“Maksudnya?”
“Biasanya kamu judes sama agung”
“Truz…?”
“Ya aneh aja, sekarang tiba-tiba kamu baik”
“Gak boleh apa?”
“Apa si kalian koq jadi rebut?” kata agung bingung.
Sella dan selly hanya diam. Mereka saling
berpandangan. Tatapan mereka saling menikam. Agung hanya memandangi mereka
aneh.
“Agung dari tadi aku ngeprint koq gak jadi. Kenapa yah?” Tanya sella tiba-tiba.
“Peletakan kertasnya dah dicek belum?”
“Udah ku rasa bener.”
“Agung membersihkan catridge yang bener gimana si?”
Tanya selly tak mau kalah.
“Gung bantuin aku duluan yah..?!” pinta sella.
“Gung gimana?” desak
selly.
“STOP!!” Teriak agung. “Kalian apa-apaan si?!!”
Sella dan selly diam lagi.
“Ada apa?” Tanya bu novi selaku guru produktif.
“Sella dan selly masih bingung tentang printer bu..”
kemudian tanpa pikir panjang agung meninggalkan mereka.
“AGUNG……!!” Teriak sella dan selly bebarengan, namun
agung tak menghiraukan teriakan mereka.
(Dikamar tidur Agung)
Agung termenung memandangi foto yang sedang
dipegangnya. Lampu kamarnya telah padam, namun lampu belajarnya masih menyala.
Walaupun lampu belajarnya tidak seterang lampu kamarnya, namun lampu itu mampu
menerangi foto itu, sehingga agung dapat dengan jelas melihat foto itu.
Dia tersenyum memandangi foto itu. tapi tiba-tiba
dia cemberut. Hatinya jadi merasa bimbang. Pada mulanya dia menaruh rasa pada
sella, tapi akhir-akhir ini selly selalu memperhatikan agung. Sehingga agung
menaruh rasa juga pada selly.
“Aduh kenapa harus seperti ini sich..” Tanya agung
pada dirinya semdiri. Dia memandang sekali lagi foto itu.
“Kalau dipikir-pikir ini foto sella atau selly yah?”
Tanya agung sekali lagi pada dirinya.
Author: hah!! O.O !! GUBRAK. Dasar aneh….
Hari demi hari pun berlalu. Perasaan agung masih
diselimuti bimbang. Sella dan selly selalu memperhatikannya. Kadang agung
merasa risih tapi kadang juga bangga pada dirinya sendiri. Hehe, yayalah disukain sama 2 orang heheh
Perasaanya semakin tidak karuan ketika hengki
mengobrol dengan agung.
“Jadi kamu suka selly atau sella?” Tanya hengki.
“Apa?!” agung bingung jawabnya, dia hanya termenung.
“kau tidak boleh seperti ini terus, menggantungkan
mereka berdua. Apalagi mereka saudara kembar. Jika kau pilih sella, maka kau
akan menyakiti selly dan menghancurkan hubungan antara sella dan selly. Dan
jika kau pilih selly, kau akan menyakiti sella dan menghancurkan hubungan
antara sella dan selly.”
“Berarti itu intinya aku akan tetap menghancurkan
hubungan mereka jika aku pilih salah satu dari mereka?”
“Betul sekali” jawab hengki.
Agung terlihat kecewa dengan penjelasan hengki.
Sedangkan hengki senyum-senyum puas karena dia sudah membuat bingung hati
agung.
Walau kata-kata hengki tidak menyentuh hati, tapi
memang benar adanya. Dia akan tetap menyakiti salah satu diantara mereka.
“Baiklah, sudah jam 3.15 pm. Kalian
boleh istirahat atau sholat asyar, tapi jangan main hujan ya” kata pak Fariz.
Agung langsung tersadar dari lamunannya ketika pak fariz memberi instruksi.
Hari ini adalah hari kamis dan
berarti berangkat siang. Asyik si, henin, masalahnya siswa yang berangkat
pagisudah pulang dan yang berangkat siang hanya beberapa.
Anak-anak menjawab, “Ya pak!!”
sambil senyum-senyum. Dalam batinya mereka, emank
anak kecil apha kita, main hujan-hujanan, hehehe
Agung memilih keluar ruangan dan
melihat ujan yang turun. Dia berdiri dan bersandar pada saka. Tangannya
terlipat di dada. Tatapannya terfokus pada rintikan hujan yang jatuh.
Ku nikmati liburanku dengan sesuatu yang tak ku ketahui. Menghabiskan waktu-waktu dengan benda tak hidup. Menyaksikan, mendengar, ku rasa ku adalah teman terbaik. he.. #alay. Tapi itu nyata lho... akulah yang memperhatikan benda-benda tak hidup itu. Dan benda tak hidup itu tak memperhatikan aku. Wah.. tapi kalau tiba-tiba benda hidup itu memperhatikan ku, takut juga sih.
Rumah yang tak sepenuhnya milik ku, ingin ku claim, bahkan hak patenkan dan supaya mereka semua tau "INILAH RUMAH TERNYAMAN BAGIKU". Bagaimana tidak berjam-jam lebih, bahkan seharian ku dirumah terus. Jujur ini sebenarnya....aku bosennnnnn. Sangatlah monoton.
Yah.. sebenarnya ini salah ku juga. Aku yang mengurung diriku. Oke...! Positif thinking aja deh.
Setidaknya ada fasilitas yang tidak mengharuskan ku sendirian di rumah tanpa kerjaan. Bukankah hal yang paling menyebalkan adalah tak punya kerjaan, dan kerjaan yang paling melelahkan adalah menganggur!!
Jadi bisa dibilang pekerjaanku di liburan ini adalah ... Aku tak ingin diri ku sendiri disebut pembantu (pembantu kan telah mengalami makna penyempitan makna, jadi bisa diartikan pembantu yang ada di tv itu lho, yang biasanya berkerja dan digaji majikan) intinya aku membantu ibu ku lah.
Hem... di otak ku banyak sekali hal yang ingin ku lakukan. hehe.. bahkan aku ingin tertawa jika ku bayangkan. hem.. itu adalah....hee.. malu.
"PIKIRKAN HAL YANG PALING HEBAT DAN ENGKAU AKAN MENJADI TERHEBAT"
Itulah yang sedang ku pikirkan. hihii...
Tapi sayang, aku bukanlah orang yang cerdas, dan cepat tanggap. Dan ku rasa aku terlalu malas. Sehingga pesimis terlabih dahulu. Dan yang ku pikirkan terlalu tinggi.
Hah... Hah.. Hah.. Hah... #mengeluh......
Dan, memang, yang bisa ku lakukan sepertinya hanya berhayal. Sekarang aku sependapat dengan peterpan tentang hayalan tingkat tinggi.
Akhirnya.... bisa meluangkan waktu lagi buat posting. hehe.. tapi lebih tepatnya si ada bahan yang mau diposting. hem... ^_^
Langsung saja lah ya.. intinya aku mau nayangin cerita baru ku.. hem aku berharap bisa end. amin
DIARY'S LUNA
Aku sadar, tak
semua masalah itu menyakitkan. Aku merasakan itu, masalahku hampir membuatku
hilang akal, namun saat ku menjalinya banyak hal yang ku temukan. Cinta,
persahabatan dan kasih sayang akhirnya bisa ku rasakan… aku sungguh teramat
senang. Bahkan pedih dari semua masalahku ini tak ku rasakan lagi….
“Luna…” panggil seorang wanita paruh baya. Dia
datang dengan senyum yang lebar. Wajahnya tampak fresh dari sebelumnya. Dia
langsung menghampiri Luna yang sedang duduk dikursi rodanya.
Luna terperanjat dari menulisnya. Dia segera menutup
buku diarynya.
“Mama…” panggil luna ke wanita paruh baya itu.
dengan lemah lembut wanita yang dipanggil mama itu memeluk Luna dengan penuh
kasih sayang.
“Mama habis dari salon ya, mama terlihat fresh dan
wangiiiiii…” Kata Luna sambil tersenyum.
“Mama minta maaf… disaat seperti ini mama malah
kesalon. Sebenarnya mama gak mau tapi Deni memaksa mama kesalon…” kata mama
Luna dengan nada sebal.
“Jangan salahkan Denimah.. aku yang memintanya. Aku jenuh liat
mama ku kumal dari kemarin.. he.. makanya ku suruh Deni mengantar mama kesalon.
Sekarang aku bisa lihat mamaku yang cantik dan menawan.. hee….” Luna tertawa,
namun tak bisa lepas. Kata-kata nya pelan seperti tak bertenaga lagi untuk
bicara. Pandangannya juga lesu, tak seperti dahulu yang bersinar dan
menggebu-gebu.
“Terimakasih nak..” Mama Luna langsung memeluk Luna dan
mencium pipinya penuh sayang.
“Bagaimana kalau kita jalan-jalan, bukankah kamu
selalu bilang kalau kamu jenuh di ruangan ingin.”
“Jalan-jalan ketaman ya mah…” Luna terlihat
semangat.
“Ya… taman punya rumah sakit ini..he…” kata Mama
Luna sambil tersenyum.
“Yah…” Luna terlihat kecewa. “Tapi gak apa-apa deh
dari pada di ruangan ini terus… sumpek.!”
“Ayo..” mama Luna mendorong kursi roda dengan pelan.
Mama Luna terlihat sedih ketika dia mendorong anak
semata wayangnya dengan kursi roda. Tak pernah terbayang dalam benaknya anaknya
akan memikul penyakit yang mematikan. Bahkan dulu tak pernah terlintas dalam
pikirannya, bagaimana keadaan anaknya, sedang apa dia, sudah makankah dia, atau
adakah teman yang mengganggunya atau yang dia sukai. Dia merasa gagal sebagai
seorang ibu. Tanpa sadar air matanya jatuh membasahi pelupuk matanya. Dia
mengusapnya, dan tersenyum kembali. Dia tak ingin terlihat sedih didepan
anaknya. Dia tak ingin anaknya juga ikut sedih.
Luna sudah banyak mengalami banyak penderitaan yang
ia pikul sendiri. Dia juga tak mau anaknya bertambah sedih melihat anaknya
menyaksikan orang-orang yang dia sayangi bersedih melihat keadaannya sekarang.
Tak berdaya, dan tak mampu berdiri. Rambutnya yang dulu indah pun sekarang
telah rontok hingga tak bersisa. Cemo yang ia jalani membuat dia harus
kehilangan rambut yang bagi wanita adalah mahkota. Dan sekarang dia melepas
mahkota itu. walaupun begitu, Luna masih menjalinya dengan senyum.
“Kita sudah sampai..” Kata mama Luna dengan suara
riang.
Rumah sakit ini mungkin sudah berpengalaman, Rumah
sakit ini membuat taman yang indah. Ditengan taman juga terdapat kolam. Juga
ada tempat duduk dibahwah pohon. Jadi bisa melepas semua kejenuhan.
“Kita duduk disini saja ya…..”
“Iya mah…”
Luna menerawang keatas, melihat langit-langit yang
biru.
“Apa yang sedang kamu pikirkan?” Tanya mama Luna.
“Hmmmm….” Luna terlihat bingung. “Aku sendiri juga
tidak tahu..”
“Kalau mama sedang berfikir, mama, papa dan kamu
pergi piknik bersama. Mama memasak makanan yang enak untuk bekal piknik kita.
Lalu setelah makan kita bermain basket. Kamu suka basket kan? Kamu dan papa
bermain basket dengan riang. Lalu mama dari jauh akan menyemangati papa dan
kamu. Sesekali mama akan berteriak ‘ayo
papa rebut bolanya!!!’ dan sesekali mama juga akan berteriak ‘Luna jangan biarkan papa mengambil
bolanya!’ he..” mama Luna berhenti. Air matanya jatuh. Luna memandangi
mamahnya. Diam tak berkutik. “Mungkin mama plinplan. Sudah mendukung papa, tapi
juga mendukung kamu. Hehehe..” lanjut mama Luna sambil tertawa. Namun dia juga
menangis. Dia mengusap air matanya berkali-kali sampai benar-benar air mata
yang membasahi pipinya terusap semua. Namun semakin mama Luna mengusap, air
matanya malah semakin kian tak terbendung hingga ia benar-benar menangis.
“Mah…”
“Maafkan mama sayang…..” mama Luna memeluk Luna yang
ada dihadapannya. “Mama minta maaf karena gagal menjadi seorang mama yang baik
untuk kamu. Mama menyesal…. Kenapa mama dulu harus terobsesi pada pekerjaan
mama, hingga mama menyia-nyiakan kamu. Mama sungguh menyesal… Mama minta maaf…”
“Sudah mah aku gak apa-apa koq. Mama jangan bersedih
kaya gitu, nanti aku tambah semakin sakit. He..” kata Luna sambail tertawa.
Mama Luna melepas pelukan Luna dan memandangi nya
dengan penuh sayang. Lalu dia duduk kembali. Luna berusaha bangun dari kursi
rodanya namun dia tak kuat menompang tubuhnya.
“Apa yang sedang kamu lakukan sayang..” mama Luna
terlihat kawatir melihat tingkah anaknya.
“Aku mau duduk disamping mama”
Mama Luna terlihat bimbang namun wajah Luna terlihat
memelas. Dia jadi tak tega untuk menolak keinginan anaknya. Lalu mama Luna pun
membantu Luna untuk bisa duduk disamping mamanya.
Mereka berdua duduk bersama. Luna memeluk lengan
mamanya dan menyenderkan kepalanya di bahu mamanya.
“Tadi mama Tanya apa yang sedang Luna pikirkan. Dan
Luna gak tau apa yang sedang Luna pikirkan. Tapi… saat ini Luna merasa sangat
teramat bahagia. Minggu-minggu ini, Luna merasakan aura kebahagiaan yang belum
pernah Luna jumpai. Hehe….”
Mama Luna tmemandang anaknya yang ada disampingnya.
Ya.. mungkin memang benar, walaupun penyakit kanker otak yang sudah setadium
akhir, tak terlihat wajah Luna yang murung dan kesakitan. Justru dia terlihat
senang. Walaupunkondisi fisiknya telah
menurun drastic.
“Mama tau kenapa?”
“Kenapa?”
“Karena banyak orang disamping Luna yang selalu ada
untuk Luna. Walaupun dulu Luna tak pernah merasakan kasih sayang mama sama
papa, namun sekarang Luna bisa merasakannya. Dan bener kata temen-temen Luna,
kasih sayang orang tua sangat hangat dan nyaman. Jadi mama tak perlu bersalah.
Mama gak gagal koq jadi sorang mama yang baik. Justru mama adalah mama terbaik
ku. Aku sangat berterimakasih, mama telah melahirkanku. Aku juga sangat
berterimakasih atas cinta mama yang diberikan pada ku. Hehe..” kata Luna sambil
tertawa.
“Sama-sama sayang….” Kata mama Luna. Sekarang air
mata yang jatuh dari pelupuk mata mama Luna bukan lagi kesedihan tapi
kebahagiaan.
“Ah…” Luna menyergit, dan memegang kepalanya.
“Kamu kenapa sayang. Apa kepalamu sakit lagi??” mama
Luna terlihat khawatir.
Luna menggeleng. “Gak koq mah. Hanya saja Luna
lelah. Luna ingin tidur”
“Kalau gitu kita ke kamar saja. Ayo..” mama Luna
hendak berdiri tapi Luna menarik lengan mamanya hingga mamanya tidak jadi
berdiri.
“Kenapa, katanya kamu cape, pengen tidur…” Tanya
mamanya.
“Iya. Tapi aku ingin tidur dipundak mama. Yah mah…”
pinta Luna dengan wajah memelas.
“Nanti kalau kamu tambah sakit gimana?! Kita ke
kamar saja!!”
“Mah…..” Luna terlihat sangat memelas. “Mah..
please..!!”
Mamah Luna tak tau mau bicara apa lagi untuk
membujuk anaknya kalau sudah melihatnya seperti ini dia menjadi tak kuasa untuk
menolaknya.
“Baiklah…”
“yeee…” Luna terlihat sangat senang.
Luna tertidur sangat pulas dipundak mamahnya.
Mamahnya hanya diam sambil memegang tangan Luna yang melingkar di lengan yang
satunya lagi.
10 menit
20 menit
30 menit
60 menit
“Luna….” Mamah Luna mencoba membangunkan Luna.
“Lebih baik kita kekamar saja. Sudah 1 jam kita disini… ayo bangun Lun….” Mamah
Luna melepas tangan Luna yang melingkari lengan mamah Luna berharap Luna
terbangun dari tidurnya. Namun yang terjadi Luna terjatuh setelah tangan Luna
dilepas.