Rabu, 25 April 2012

Pilih dia atau aku??




Cerita ini hanyalah FIKTIF. Jika ada kesamaan nama dan karakter itu memang disengaja. Namun perlu di tekankan, Author tidak bermaksud apa-apa, dan sekali lagi, cerita ini hanya FIKTIF






Minggu minggu ini banyak sekali tugas yang numpuk. Buat laporan produktif, matematika, IPS, KWU, Geguritan jawa, kimia, dll.
Setiap pagi ruang kelas X TKJC selalu ramai. Mereka bela-belain berangkat pagi bukan karena taat pada peraturan melainkan karena mengerjakan PR, Oppzz.. bukan, lebih tepatnya nyontek.
“Selly, kamu udah ngerjain tugas Fisika belum?” Tanya agung.
“Kenapa??”
“Aku pinjem, aku belum ngerjain nich…”
“Enak aja, makanya kamu jangan main terus!!!” Selly pergi meninggalkan agung.
“Ni aku udah…” ucap seorang wanita yang kini ada disamping agung.
“Sella..”
“Mau pinjem gak??”
“Ya ya ya..!”  agung langsung mengambil buku yang disodorkan sella kepada dia. “Thank ya!”
Sella hanya membalas dengan senyuman.
Tiba-tiba hati agung berdetak dengan kencang melihat senyum sella. Sella kemudian pergi, agung masih memandangi tubuh yang mungil nan imut itu.


(jam 3 pm diwarung depan stemzago)
“Kamu masih disini??” Tanya agung heran.
Agung memandangi selly yang sedang makan sabil konsentrasi sms. Selly menoleh ke agung, lalu kembali menatap layar hpnya.
“He’em” jawab selly singkat.
Agung duduk dipinggir selly. “Bu makan bu..” pesan agung .
“Lagi nunggu seseorang ya?” Tanya agung  sekali lagi.
“he’em”
Judes banget si ni orang. Batin agung.
Ibu warung itu menghampiri agung. “ini mas..” kata ibu warung itu seraya menaruh makan itu didepan agung.
“Makasih bu”
Agung yang sejak tadi lapar dia langsung melahap makannya.
“Apahhh!!” teriak selly lemah.
Agung yang sedang lahapnya makan jadi tersedat karena kaget.
“Kenapa si kamu!! Tiba-tiba teriak!” kata agung ketus.
Selly masih menatap layar hpnya. Matanya bergenang air. Agung jadi terdia melihat selly seperti itu.
Selly memencet hpnya dengan cepat dan agak gugup, lalu meletakannya di telinganya.
“Hallo..” kata selly. Agung yang disampingnya berhenti makan. Sekarang dia malah asyik memperhatikan selly dan bertanya-tanya ada apa dengan selly karena dia terlihat cemas.
“Apa ..!!” kata selly lagi. Matanya tak kuasa membendung air matanya. “…kita putus??” di akhir kata itu selly langsung menangis.
Selly menjadi lemas bahkan dia tak kuasa mengankat tangannya lagi. Hpnya terjatuh seiring terkulai lemasnya.
Agung menjadi panic. “kau tidak apa-apa?”
Selly hanya terisak, bahkan dia sekarang menangis.
“Sudahlah…” agung menepuk bahu selly, berusaha untuk menenangkannya.
“Kenapa harus putus dengan cara seperti ini…?” selly terus saja menangis. Kepalanya tertunduk diatas meja. Agung terus menepuk-nepuk bahu selly dengan lemah lembut.
-
-
-
5 menit kemudian ~ ~ ~ ~
Isakan selly mulai tidak terdengar. Dia mengangkat kepalanya setelah menunduk lama. Dia mengusap air matanya yang membasahi pipinya.
“Sudah tenang?” Tanya agung lembut.
Selly mengangguk seraya berterimakasih kepada agung. “Terimakasih..”
“Untuk apa?”
“Karena kau menemaniku disaat seperti ini”
“Sudahlah…. Kita kan teman”
Selly mengangguk setuju dan tersenyum.
“Baiklah, aku harus pulang ini sudah sore.” Kata selly sambil bangkti dari tempat duduk nya.
“Ku antar yah..?”
“Gak. Ntar ku ngrepotin kamu”
“Kata siapa?! Sudahlah ku antar saja, wajah kamu juga terlihat pucat”
“Massa??”
Agung hanya tersenyum.
Akhirnya selly pun diantar oleh agung. Tiba-tiba hati selly berdetak kencang. Ada rasa lain saat melihat agung sekarang.
“Sudah sampai” kata agung singkat.
Selly turun dari motornya agung, sambil menyunggingkan senyum dia berkata, “Makasih…. Thank to all”
“Ya, aku pulang dulu yah”
“Oke!! Hati-hati”



(Dibengkel tkj sebelah timutr)
Kalau lagi praktek seringnya ditinggal si. Kalau udah selesai, rebut sendiri deh, ya kaya diruang bengkel tkj iini.
Di bengkel tkj timur gak ada AC…. Jadi tersa panas kalau disini, apa lagi kalau udah rebut tambah polusi deh.
Materi kali ini adalah tentang mengenai printer. Jadi pembahasannya tentang bagian-bagian dari printer, fungsi bagian-bagian tersebut, cara kerja printer, dsb.
Anak laki-laki cenderung lebih pintar saat praktek dibandingkan anak perempuan. Maka tak heran sebagian besar anak perempuan minta diajari atau dijelaskan sama anak laki-laki.
“Agung.!”teriak sella sambil menghampiri agung yang sedang asyik otak-utik printer.
“Apa?!”
“Buku IPS ku mana?”
Oh ya ku lupa…”
“Lah kebiasaan kamu…” sella cemberut.
“Hehe … maaf lah..” Goda agung.
Selly melihat keakraban agung dan sella. Hatinya terasa panas. Apa lagi melihat mereka saling tertawa dan bercanda riang.
“Selly aku pinjem buku produktifmu ya, aku belum nyatet nih…” pinta septiandari atau akrab dipanggil tian.
“Dah dipinjem”
“Sama siapa?”
“Agung”
“Lah… aku aja  duluan yang minjem”
“Loh kok maksa”
“Aku dulu ya, setelah selesai aku kasih agung deh.”
“Gak!! Ini buat agung”
“ha!!” tian melongo.
Selly tanpa pikir panjang meninggalkan tian dan menghampiri agung.
“Agung!” teriak selly.
“hay..!”
“Ni.,, katanya mau pinjem buku produktif ku,.” Selly menyodorkan bukunya kehadapan agung,
“Ya,, thank ya” agung mengambil buku yang disodorkan selly seraya tersenyum.
Sella yang masih dipinggir agung melongo. Selly tiba-tiba baik sama agung. Padahal setau sella, selly tu biasanya judes sama agung.
“Kenapa kamu ly?” Tanya sella.
“Kenapa gimana?”
“Koq tiba-tiba baik?”
“Maksudnya?”
“Biasanya kamu judes sama agung”
“Truz…?”
“Ya aneh aja, sekarang tiba-tiba kamu baik”
“Gak boleh apa?”
“Apa si kalian koq jadi rebut?” kata agung bingung.
Sella dan selly hanya diam. Mereka saling berpandangan. Tatapan mereka saling menikam. Agung hanya memandangi mereka aneh.
“Agung dari tadi aku ngeprint koq gak jadi.  Kenapa yah?” Tanya sella tiba-tiba.
“Peletakan kertasnya dah dicek belum?”
“Udah ku rasa bener.”
“Agung membersihkan catridge yang bener gimana si?” Tanya selly tak mau kalah.
“Gung bantuin aku duluan yah..?!” pinta sella.
“Gung gimana?” desak  selly.
“STOP!!” Teriak agung. “Kalian apa-apaan si?!!”
Sella dan selly diam lagi.
“Ada apa?” Tanya bu novi selaku guru produktif.
“Sella dan selly masih bingung tentang printer bu..” kemudian tanpa pikir panjang agung meninggalkan mereka.
“AGUNG……!!” Teriak sella dan selly bebarengan, namun agung tak menghiraukan teriakan mereka.


(Dikamar tidur Agung)
Agung termenung memandangi foto yang sedang dipegangnya. Lampu kamarnya telah padam, namun lampu belajarnya masih menyala. Walaupun lampu belajarnya tidak seterang lampu kamarnya, namun lampu itu mampu menerangi foto itu, sehingga agung dapat dengan jelas melihat foto itu.
Dia tersenyum memandangi foto itu. tapi tiba-tiba dia cemberut. Hatinya jadi merasa bimbang. Pada mulanya dia menaruh rasa pada sella, tapi akhir-akhir ini selly selalu memperhatikan agung. Sehingga agung menaruh rasa juga pada selly.
“Aduh kenapa harus seperti ini sich..” Tanya agung pada dirinya semdiri. Dia memandang sekali lagi foto itu.
“Kalau dipikir-pikir ini foto sella atau selly yah?” Tanya agung sekali lagi pada dirinya.

Author:  hah!! O.O !! GUBRAK. Dasar aneh….


Hari demi hari pun berlalu. Perasaan agung masih diselimuti bimbang. Sella dan selly selalu memperhatikannya. Kadang agung merasa risih tapi kadang juga bangga pada dirinya sendiri. Hehe, yayalah disukain sama 2 orang heheh
Perasaanya semakin tidak karuan ketika hengki mengobrol dengan agung.
“Jadi kamu suka selly atau sella?” Tanya hengki.
“Apa?!” agung bingung jawabnya, dia hanya termenung.
“kau tidak boleh seperti ini terus, menggantungkan mereka berdua. Apalagi mereka saudara kembar. Jika kau pilih sella, maka kau akan menyakiti selly dan menghancurkan hubungan antara sella dan selly. Dan jika kau pilih selly, kau akan menyakiti sella dan menghancurkan hubungan antara sella dan selly.”
“Berarti itu intinya aku akan tetap menghancurkan hubungan mereka jika aku pilih salah satu dari mereka?”
“Betul sekali” jawab hengki.
Agung terlihat kecewa dengan penjelasan hengki. Sedangkan hengki senyum-senyum puas karena dia sudah membuat bingung hati agung.
Walau kata-kata hengki tidak menyentuh hati, tapi memang benar adanya. Dia akan tetap menyakiti salah satu diantara mereka.
“Baiklah, sudah jam 3.15 pm. Kalian boleh istirahat atau sholat asyar, tapi jangan main hujan ya” kata pak Fariz. Agung langsung tersadar dari lamunannya ketika pak fariz memberi instruksi.
Hari ini adalah hari kamis dan berarti berangkat siang. Asyik si, henin, masalahnya siswa yang berangkat pagisudah pulang dan yang berangkat siang hanya beberapa.
Anak-anak menjawab, “Ya pak!!” sambil senyum-senyum. Dalam batinya mereka, emank anak kecil apha kita, main hujan-hujanan, hehehe
Agung memilih keluar ruangan dan melihat ujan yang turun. Dia berdiri dan bersandar pada saka. Tangannya terlipat di dada. Tatapannya terfokus pada rintikan hujan yang jatuh.
“Agung………..”

~TBC......~



0 komentar:

Posting Komentar

Ads 468x60px

Featured Posts Coolbthemes

© Everything....., AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena