Cerita ini hanyalah FIKTIF. Jika ada kesamaan nama dan karakter itu memang disengaja. Namun perlu di tekankan, Author tidak bermaksud apa-apa, dan sekali lagi, cerita ini hanya FIKTIF
Minggu minggu ini banyak sekali tugas yang numpuk.
Buat laporan produktif, matematika, IPS, KWU, Geguritan jawa, kimia, dll.
Setiap pagi ruang kelas X TKJC selalu ramai. Mereka
bela-belain berangkat pagi bukan karena taat pada peraturan melainkan karena
mengerjakan PR, Oppzz.. bukan, lebih tepatnya nyontek.
“Selly, kamu udah ngerjain tugas Fisika belum?”
Tanya agung.
“Kenapa??”
“Aku pinjem, aku belum ngerjain nich…”
“Enak aja, makanya kamu jangan main terus!!!” Selly
pergi meninggalkan agung.
“Ni aku udah…” ucap seorang wanita yang kini ada
disamping agung.
“Sella..”
“Mau pinjem gak??”
“Ya ya ya..!”
agung langsung mengambil buku yang disodorkan sella kepada dia. “Thank
ya!”
Sella hanya membalas dengan senyuman.
Tiba-tiba hati agung berdetak dengan kencang melihat
senyum sella. Sella kemudian pergi, agung masih memandangi tubuh yang mungil
nan imut itu.
(jam 3 pm diwarung depan stemzago)
“Kamu masih disini??” Tanya agung heran.
Agung memandangi selly yang sedang makan sabil
konsentrasi sms. Selly menoleh ke agung, lalu kembali menatap layar hpnya.
“He’em” jawab selly singkat.
Agung duduk dipinggir selly. “Bu makan bu..” pesan
agung .
“Lagi nunggu seseorang ya?” Tanya agung sekali lagi.
“he’em”
Judes banget si
ni orang. Batin agung.
Ibu warung itu menghampiri agung. “ini mas..” kata
ibu warung itu seraya menaruh makan itu didepan agung.
“Makasih bu”
Agung yang sejak tadi lapar dia langsung melahap
makannya.
“Apahhh!!” teriak selly lemah.
Agung yang sedang lahapnya makan jadi tersedat
karena kaget.
“Kenapa si kamu!! Tiba-tiba teriak!” kata agung
ketus.
Selly masih menatap layar hpnya. Matanya bergenang
air. Agung jadi terdia melihat selly seperti itu.
Selly memencet hpnya dengan cepat dan agak gugup,
lalu meletakannya di telinganya.
“Hallo..” kata selly. Agung yang disampingnya
berhenti makan. Sekarang dia malah asyik memperhatikan selly dan bertanya-tanya
ada apa dengan selly karena dia terlihat cemas.
“Apa ..!!” kata selly lagi. Matanya tak kuasa
membendung air matanya. “…kita putus??” di akhir kata itu selly langsung
menangis.
Selly menjadi lemas bahkan dia tak kuasa mengankat
tangannya lagi. Hpnya terjatuh seiring terkulai lemasnya.
Agung menjadi panic. “kau tidak apa-apa?”
Selly hanya terisak, bahkan dia sekarang menangis.
“Sudahlah…” agung menepuk bahu selly, berusaha untuk
menenangkannya.
“Kenapa harus putus dengan cara seperti ini…?” selly
terus saja menangis. Kepalanya tertunduk diatas meja. Agung terus menepuk-nepuk
bahu selly dengan lemah lembut.
-
-
-
5 menit kemudian ~ ~ ~ ~
Isakan selly mulai tidak terdengar. Dia mengangkat
kepalanya setelah menunduk lama. Dia mengusap air matanya yang membasahi pipinya.
“Sudah tenang?” Tanya agung lembut.
Selly mengangguk seraya berterimakasih kepada agung.
“Terimakasih..”
“Untuk apa?”
“Karena kau menemaniku disaat seperti ini”
“Sudahlah…. Kita kan teman”
Selly mengangguk setuju dan tersenyum.
“Baiklah, aku harus pulang ini sudah sore.” Kata
selly sambil bangkti dari tempat duduk nya.
“Ku antar yah..?”
“Gak. Ntar ku ngrepotin kamu”
“Kata siapa?! Sudahlah ku antar saja, wajah kamu
juga terlihat pucat”
“Massa??”
Agung hanya tersenyum.
Akhirnya selly pun diantar oleh agung. Tiba-tiba
hati selly berdetak kencang. Ada rasa lain saat melihat agung sekarang.
“Sudah sampai” kata agung singkat.
Selly turun dari motornya agung, sambil
menyunggingkan senyum dia berkata, “Makasih…. Thank to all”
“Ya, aku pulang dulu yah”
“Oke!! Hati-hati”
(Dibengkel tkj sebelah timutr)
Kalau lagi praktek seringnya ditinggal si. Kalau
udah selesai, rebut sendiri deh, ya kaya diruang bengkel tkj iini.
Di bengkel tkj timur gak ada AC…. Jadi tersa panas
kalau disini, apa lagi kalau udah rebut tambah polusi deh.
Materi kali ini adalah tentang mengenai printer.
Jadi pembahasannya tentang bagian-bagian dari printer, fungsi bagian-bagian
tersebut, cara kerja printer, dsb.
Anak laki-laki cenderung lebih pintar saat praktek
dibandingkan anak perempuan. Maka tak heran sebagian besar anak perempuan minta
diajari atau dijelaskan sama anak laki-laki.
“Agung.!”teriak sella sambil menghampiri agung yang
sedang asyik otak-utik printer.
“Apa?!”
“Buku IPS ku mana?”
Oh ya ku lupa…”
“Lah kebiasaan kamu…” sella cemberut.
“Hehe … maaf lah..” Goda agung.
Selly melihat keakraban agung dan sella. Hatinya
terasa panas. Apa lagi melihat mereka saling tertawa dan bercanda riang.
“Selly aku pinjem buku produktifmu ya, aku belum
nyatet nih…” pinta septiandari atau akrab dipanggil tian.
“Dah dipinjem”
“Sama siapa?”
“Agung”
“Lah… aku aja
duluan yang minjem”
“Loh kok maksa”
“Aku dulu ya, setelah selesai aku kasih agung deh.”
“Gak!! Ini buat agung”
“ha!!” tian melongo.
Selly tanpa pikir panjang meninggalkan tian dan
menghampiri agung.
“Agung!” teriak selly.
“hay..!”
“Ni.,, katanya mau pinjem buku produktif ku,.” Selly
menyodorkan bukunya kehadapan agung,
“Ya,, thank ya” agung mengambil buku yang disodorkan
selly seraya tersenyum.
Sella yang masih dipinggir agung melongo. Selly
tiba-tiba baik sama agung. Padahal setau sella, selly tu biasanya judes sama
agung.
“Kenapa kamu ly?” Tanya sella.
“Kenapa gimana?”
“Koq tiba-tiba baik?”
“Maksudnya?”
“Biasanya kamu judes sama agung”
“Truz…?”
“Ya aneh aja, sekarang tiba-tiba kamu baik”
“Gak boleh apa?”
“Apa si kalian koq jadi rebut?” kata agung bingung.
Sella dan selly hanya diam. Mereka saling
berpandangan. Tatapan mereka saling menikam. Agung hanya memandangi mereka
aneh.
“Agung dari tadi aku ngeprint koq gak jadi. Kenapa yah?” Tanya sella tiba-tiba.
“Peletakan kertasnya dah dicek belum?”
“Udah ku rasa bener.”
“Agung membersihkan catridge yang bener gimana si?”
Tanya selly tak mau kalah.
“Gung bantuin aku duluan yah..?!” pinta sella.
“Gung gimana?” desak
selly.
“STOP!!” Teriak agung. “Kalian apa-apaan si?!!”
Sella dan selly diam lagi.
“Ada apa?” Tanya bu novi selaku guru produktif.
“Sella dan selly masih bingung tentang printer bu..”
kemudian tanpa pikir panjang agung meninggalkan mereka.
“AGUNG……!!” Teriak sella dan selly bebarengan, namun
agung tak menghiraukan teriakan mereka.
(Dikamar tidur Agung)
Agung termenung memandangi foto yang sedang
dipegangnya. Lampu kamarnya telah padam, namun lampu belajarnya masih menyala.
Walaupun lampu belajarnya tidak seterang lampu kamarnya, namun lampu itu mampu
menerangi foto itu, sehingga agung dapat dengan jelas melihat foto itu.
Dia tersenyum memandangi foto itu. tapi tiba-tiba
dia cemberut. Hatinya jadi merasa bimbang. Pada mulanya dia menaruh rasa pada
sella, tapi akhir-akhir ini selly selalu memperhatikan agung. Sehingga agung
menaruh rasa juga pada selly.
“Aduh kenapa harus seperti ini sich..” Tanya agung
pada dirinya semdiri. Dia memandang sekali lagi foto itu.
“Kalau dipikir-pikir ini foto sella atau selly yah?”
Tanya agung sekali lagi pada dirinya.
Author: hah!! O.O !! GUBRAK. Dasar aneh….
Hari demi hari pun berlalu. Perasaan agung masih
diselimuti bimbang. Sella dan selly selalu memperhatikannya. Kadang agung
merasa risih tapi kadang juga bangga pada dirinya sendiri. Hehe, yayalah disukain sama 2 orang heheh
Perasaanya semakin tidak karuan ketika hengki
mengobrol dengan agung.
“Jadi kamu suka selly atau sella?” Tanya hengki.
“Apa?!” agung bingung jawabnya, dia hanya termenung.
“kau tidak boleh seperti ini terus, menggantungkan
mereka berdua. Apalagi mereka saudara kembar. Jika kau pilih sella, maka kau
akan menyakiti selly dan menghancurkan hubungan antara sella dan selly. Dan
jika kau pilih selly, kau akan menyakiti sella dan menghancurkan hubungan
antara sella dan selly.”
“Berarti itu intinya aku akan tetap menghancurkan
hubungan mereka jika aku pilih salah satu dari mereka?”
“Betul sekali” jawab hengki.
Agung terlihat kecewa dengan penjelasan hengki.
Sedangkan hengki senyum-senyum puas karena dia sudah membuat bingung hati
agung.
Walau kata-kata hengki tidak menyentuh hati, tapi
memang benar adanya. Dia akan tetap menyakiti salah satu diantara mereka.
“Baiklah, sudah jam 3.15 pm. Kalian
boleh istirahat atau sholat asyar, tapi jangan main hujan ya” kata pak Fariz.
Agung langsung tersadar dari lamunannya ketika pak fariz memberi instruksi.
Hari ini adalah hari kamis dan
berarti berangkat siang. Asyik si, henin, masalahnya siswa yang berangkat
pagisudah pulang dan yang berangkat siang hanya beberapa.
Anak-anak menjawab, “Ya pak!!”
sambil senyum-senyum. Dalam batinya mereka, emank
anak kecil apha kita, main hujan-hujanan, hehehe
Agung memilih keluar ruangan dan
melihat ujan yang turun. Dia berdiri dan bersandar pada saka. Tangannya
terlipat di dada. Tatapannya terfokus pada rintikan hujan yang jatuh.
“Agung………..”
~TBC......~
~TBC......~
0 komentar:
Posting Komentar