Aku pernah merasakan
satu emosi yang mebuat perubahan pada diriku menjadi 180 derajat dari biasanya.
Perubahan ini benar-benar sangat dan sangat dirasakan oleh orang paling
terdekat ku, siapa lagi kalau bukan orang tuaku.
Emosi itu tak bisa ku
bendung, tak bisa ku tahan, tak bisa ku kendalikan hinggal memunculkan emosi-emosi
lain. Huft.. ku akui waktu itu ku menggunakan emosi dan akalku seakan tenggelam
dan entah kemana dia pergi. Mungkin emosi ku telah menenggelamkannnya.
Perasaan itu sudah
biasa ku rasakan. Bahkan terlalu biasa. Hidupku menuntutku untuk bertahan
sendiri saat dirumah dan aku lebih sering dirumah. Rumah adalah tempat paling
lama aku tinggali, bisa dibilang sampai saat ini. Aku hanya punya ke dua orang
tuaku dirumah. Yah.. aku anak tunggal. Oleh sebab itu, kesendirian menjadi hal
paling akrab dalam hidupku. Bahkan jika aku ingin keramaian, itu hanyalah
keinginan sesaat. Mengingat kenyataan bahkan setiap kali aku berada dalam
keramaian justru aku hanya ingin sendirian. Tapi jika aku dalam kesendirian aku
selalu ingin keramaian. Bukan berarti dalam kedua kondisi itu aku tak menyukai,
justru aku lebih menyukai yang sendiri. Karena aku bisa melakukan hal-hal yang
ku inginkan. Sedangkan jika dalam kondisi ramai, mungkin aku hanya sebagai
penonton karena aku tidak pintar bergaul makanya aku lebih suka menjadi
penonton dan sedikit unjuk bicara jika pada kondisi ramai.
Well, lepas dari semua
itu aku hanyalah manusia biasa apa lagi mudah jenuh. Itulah sebabnya liburan kali
ini ku banyak sekali emosi yang tanpa jelas mengarah kemana karena semua sumber
emosi adalah aku. Aku merasa terkekang dan terpenjara dirumah, padahal orang
tuaku tak begitu melarang ku pergi hanya pada kondisi-kondisi tertentu. Dan
yang ku ingat hanya kejadian larangan pergi dari ortu, itulah sebabnya aku
merasa terkekang. He.. ini terdengar konyol.
Karena begitu banyak
emosi, aku sering keluar rumah saat aku mengalami kejenuhan dan jalan-jalan ke
liling rumah atau pergi kerumah teman. Bagiku terkena angin adalah salah satu obat
kejenuhanku. Apalagi jika angin itu sangat segar, seperti dipagi hari, walau
angin tidak begitu terasa tapi rasa dingin dari angin membuat pikiran jenuhku
terangkat tapi efeknya hanya sesaat. Begitu masuk kerumah dan diam tanpa
melakukan apapun emosiku mulai menyelubungiku. Aku benci tak melakukan apapun,
karena bagiku itu adalah tingkat kesepian paling atas, dan aku membenci itu.
Tapi itu semua akan ku
akhiri. Bisa dibilang minggu ini seperti masa rehabilitas ku etzzz… jangan
berfikir yang tidak-tidak, karena aku ingin menggunakan logika ku kembali, maka
dari itu aku butuh masa pemulihan. He…
Sesuatu telah
menyadarkan aku, betapa sia-sianya aku larut dalam kemarahan yang tak akan
berujung jika aku menuruti emosi itu. well, penyesalan itu memang selalu datang
dibelakang tapi jika kita bisa memetik hikmahnya, kenapa kita harus menyesal
lagi dengan penyesalan. Tetaplah jalan dengan pemikiran yang pastinya harus
lebih baik lagi untuk melanjutkan kehidupan kita hari ini, dan juga mempersiapkan
hal yang lebih baik lagi untuk hari esok…
^.^
and
SEMANGAAAAAAAAAAAAAATT……….!!
0 komentar:
Posting Komentar