Senin, 18 Juni 2012

Perasaan berbeda dengan Logika


Aku pernah merasakan satu emosi yang mebuat perubahan pada diriku menjadi 180 derajat dari biasanya. Perubahan ini benar-benar sangat dan sangat dirasakan oleh orang paling terdekat ku, siapa lagi kalau bukan orang tuaku.

Emosi itu tak bisa ku bendung, tak bisa ku tahan, tak bisa ku kendalikan hinggal memunculkan emosi-emosi lain. Huft.. ku akui waktu itu ku menggunakan emosi dan akalku seakan tenggelam dan entah kemana dia pergi. Mungkin emosi ku telah menenggelamkannnya.


Perasaan itu sudah biasa ku rasakan. Bahkan terlalu biasa. Hidupku menuntutku untuk bertahan sendiri saat dirumah dan aku lebih sering dirumah. Rumah adalah tempat paling lama aku tinggali, bisa dibilang sampai saat ini. Aku hanya punya ke dua orang tuaku dirumah. Yah.. aku anak tunggal. Oleh sebab itu, kesendirian menjadi hal paling akrab dalam hidupku. Bahkan jika aku ingin keramaian, itu hanyalah keinginan sesaat. Mengingat kenyataan bahkan setiap kali aku berada dalam keramaian justru aku hanya ingin sendirian. Tapi jika aku dalam kesendirian aku selalu ingin keramaian. Bukan berarti dalam kedua kondisi itu aku tak menyukai, justru aku lebih menyukai yang sendiri. Karena aku bisa melakukan hal-hal yang ku inginkan. Sedangkan jika dalam kondisi ramai, mungkin aku hanya sebagai penonton karena aku tidak pintar bergaul makanya aku lebih suka menjadi penonton dan sedikit unjuk bicara jika pada kondisi ramai.

Well, lepas dari semua itu aku hanyalah manusia biasa apa lagi mudah jenuh. Itulah sebabnya liburan kali ini ku banyak sekali emosi yang tanpa jelas mengarah kemana karena semua sumber emosi adalah aku. Aku merasa terkekang dan terpenjara dirumah, padahal orang tuaku tak begitu melarang ku pergi hanya pada kondisi-kondisi tertentu. Dan yang ku ingat hanya kejadian larangan pergi dari ortu, itulah sebabnya aku merasa terkekang. He.. ini terdengar konyol.

Karena begitu banyak emosi, aku sering keluar rumah saat aku mengalami kejenuhan dan jalan-jalan ke liling rumah atau pergi kerumah teman. Bagiku terkena angin adalah salah satu obat kejenuhanku. Apalagi jika angin itu sangat segar, seperti dipagi hari, walau angin tidak begitu terasa tapi rasa dingin dari angin membuat pikiran jenuhku terangkat tapi efeknya hanya sesaat. Begitu masuk kerumah dan diam tanpa melakukan apapun emosiku mulai menyelubungiku. Aku benci tak melakukan apapun, karena bagiku itu adalah tingkat kesepian paling atas, dan aku membenci itu.

Tapi itu semua akan ku akhiri. Bisa dibilang minggu ini seperti masa rehabilitas ku etzzz… jangan berfikir yang tidak-tidak, karena aku ingin menggunakan logika ku kembali, maka dari itu aku butuh masa pemulihan. He…

Sesuatu telah menyadarkan aku, betapa sia-sianya aku larut dalam kemarahan yang tak akan berujung jika aku menuruti emosi itu. well, penyesalan itu memang selalu datang dibelakang tapi jika kita bisa memetik hikmahnya, kenapa kita harus menyesal lagi dengan penyesalan. Tetaplah jalan dengan pemikiran yang pastinya harus lebih baik lagi untuk melanjutkan kehidupan kita hari ini, dan juga mempersiapkan hal yang lebih baik lagi untuk hari esok…
^.^

 and

SEMANGAAAAAAAAAAAAAATT……….!!

0 komentar:

Posting Komentar

Ads 468x60px

Featured Posts Coolbthemes

© Everything....., AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena