Segera kusnanto merogoh sak celananya. Ekspresinya sangat serius bahkan ekspresi dedi cobuzier saat serius pun kalah oleh kusnanto. Dia mendapatkan sesuatu dari sak celananya.
HP
Dia menekan-nekan hpnya dan menaruh didekat telinganya.
“Hallo…”
TETT…. TTETT…
Bel berbunyi, menandakan istirahat.
Emi melangkah menghampiri selly, mei, tintin yang duduk didepan. Sepertinya mereka hendak ke kantin.
“Tunggu..!!!” teriak kusnanto.
Teriakan kusnanto dihiraukan karena tak jelas kepada siapa dia belontarkannya. Rico yang berada di sampingnya bingung. Kusnanto berdiri, tangan kiri nya menjulur kedepan, mukanya menoleh kesamping sambil berteriak tunggu. Ekspresi kusnanto seperti meyakinkan bak detektif yang akan mengungkap misteri.
“Kamu biacara sama siapa???” Tanya rico polos.
“Apa?!” seketika dia langsung merubah posisi seluruh tubuhnya. Sekarang dia berdiri tegap dengan posisi masih salting.
“Apa yang sedang kamu lakukan?? Gaya mu aneh?!”
“Hhe..” kusnanto Cuma cengar-cengir tidak jelas. Kemudian dia berjalan mendekati emi.
“Tunggu em…” teriak kusnanto sekali lagi.
Langkah emi dan kawan-kawan terhenti. Emi menoleh, wajahnya tampak kecewa setelah dia tahu kusnanto yang memanggilnya. Langsung saja dia menolehkan badannya dan hendak melangkah keluar pintu.
Langkah pertama
“UPIL..!!!” kusnanto teriak kencang. Semua memperhatikan mereka. Tapi emi tidak menghiraukannya.
Langkah ke dua
“Versus Barbie Doll! Boneka Barbie dengan outfit rancangan dari desaigner papan atas di dunia, Donatella Versace. Belum available di Indonesia. Dan itu edisi tahun 2004. Bagaimana kamu mendapatkannya??” kusnanto berucap dengan mantap. Suasana kelas hening kemudian. Teman-temannya yang melihat terpaku diposisinya masing-masing.
Emi tetap pura-pura acuh dan melangkah lagi.
Langkah kaki yang ke tiga
“Baiklah ku ubah pertanyaan ku. Ada apa dengan boneka itu?”
Genanga air di mata emi tidak dapat ditahan lagi.
TES!
Akhirnya ia menjatuhkan air matanya.
“CUKUP..!!” Teriak emi sambil terisak. “Apa yang kau inginkan?”
Kusnanto kaget. Dia sendiri juga bingung menjawab pertanyaan emi. Dia memutar balikkan otak nya berharap segera menemukan jawaban.
“Dari mana kau tahu tentang boneka itu. ??” sekarang emi benar-benar menangis.
Suasana masih hening. Hanya ada isakan dan tangisan emi.
“Kau tahu. .. boneka itu sangat berharga bagi ku”
Teman-temanya mulai mengama emi. Mereka tak mau ketinggalan setiap kata yang keluar dari mulut emi.
“waktu ku kecil aku merasa tidak punya teman. Aku sering kesepian. Apalagi aku tidak punya saudara sama sekali alias anak semata wayang.,…” emi tampaknya mengambil nafas dan mengeluarkannya kembali. Isaknya mesih terdengar walau tidak sebesar tadi.
Selly yang ada disampinya mengelus-elus pundak emi. “Orang tuaku selalu sibuk berjualan lanting. Aku masih inget waktu itu mereka beru memulai bisnis mereka sebagai pembuat lanting. Jadi siang malam mereka selalu memikirkan lanting. Aku tambah semakin kesepian. Hingga suatu saa…” Emi diam sejenak. “waktu ku SD kelas 5 datang murid baru, dia berasal dari Jepang, dia bernama Kyuza. Dia sangat baik pada ku, dia menjadi teman satu-satunya yang selalu mengisi hari-hari sepi ku. Hingga kami lulus SD, dia memberiku boneka itu sebagai kado perpisahan kita.”. emi tertunduk lemas. Matanya masih tergenang air.
“Kemana dia?”
“Dia kembali ke Jepang bersama ayahnya. Dia kesini karena rindu dengan ibunya”
“Terus hubungannya dengan Upil??” Tanya kusnanto.
“Upil itu nama boneka itu..!!” teriak emi geregetan.
“HAH!!” semua heran.
“ya…!!! Habisnya dia selalu ngupil sih, makanya ku namain boneka itu upil….!! Biar…. ku slalu inget……….. sama… dia…” diakhir kata-katanya dia mengucapkan dengan begitu lemah.
“Cye… cye…”
“lalu boneka itu..??”
“Ditabrak truk!” rengek emi sekali lagi. “Waktu aku mau nyebrang aku kesempret sepeda motor dan aku jatoh dan boneka itu terlempar ke tengah jalan karena aku tenteng. Eh ada truk lewat, ketlindes deh..!!”
“hahah..” tawa faiz. “sudahlah masih ada kami kok yang mau ngeganti’in tugas boneka itu…” faiz tersenyum, dia tampak dewasa sekali.
Faiz memeluk emi. Diikuti teman cewe yang lainnya juga.
Anak laki-laki yang lain terharu sambil memeluk temannya sendiri.
Uhu..hu.huu…hu..
Hehe (lebay)
Kusnanto senyum-senyum. Rasanya dia bangga
------------------------------------ Flash Back -------------------------------------
“Hallo…”sapa kusnanto dengan suara cewe.
“Hallo…” jawab seorang wanita paruh baya disebrang sana.
“Ini siapa yan?” lanjut si wanita paruh baya itu.
“saya. Temannya emi..” jawab kusnanto dengan nada lemah lembut.
“siapa?!”
“Kusnanti,,” jawab kusnanto sopan. “ini ibunya emi kan?”
“Iya. Ada apa dengan anak saya?”
“Akhir-akhir ini mei suka memanggil saya Upil. Kalau boleh tau Upil itu siapa atau apa atau bagaimana gitu?”
“Oh itu nama bonekanya emi………”
Ibu emi pun menceritakan panjang lebar tentang upil. Kusnanto angguk-angguk mendengar penjelasan ibu emi. Sesekali dia tersenyum bangga.
“Kalau begitu terimakasih bu..” kata kusnanto diakhir telen itu, dan menutup teleponnya. Dia tersenyum-senyum puas dan bangga.
“Oh jadi seperti itu” kata kusnanto lirih.
------------------------------------ Flash End -------------------------------------
0 komentar:
Posting Komentar