Rabu, 01 Februari 2012

UPIL

Hem.. kali ini ku mau posting critaku ni. masih amatiran si,, hehe..
ceritanaya tentang teman sekelas ku. tapi ni fiksi koq, gx  nyata. dan cerita juga sedikit lebay,, upzz.. lebay malah.. hahah
mau tau,,, bac ni..



UPIL

proce'one jc

Suasana kelas masih asing, ini karena beberapa minggu mereka baru berkenalan satu sama lain. Ada yang sudah akrab, tapi masih ada yang menyendiri. Kebanyakan mereka masih berkumpul dengan teman se SMP nya.
TET… TTETT… TTETET…!!! (bel berbunyi)
Semua segera masuk kelas dan duduk di tempat masing-masing. Beberapa menit kemudian bu Ika pun datang, wali kelas dari X TKJC ini.
“Good Morning everybody..” sapa bu Ika ramah, dengan menunjukan sunggingan senyum di pipi yang terlihat tembem itu. terlihat manis.
“Morning mam!!!”
“Wah kalian  terlihat semangat yah, ibu jadi senang menjadi wali kelas kalian” bu Ika duduk di kursi yang ada di depan dan membuka sebuah arsip berwarna kuning bertuliskan X TKJC.
“Kita absen dulu, sekalian biar ibu tambah kenal kalian, haha”
“Agung R.” kata ibu. “Ada!” saut agung.
Annisa N.
Aziz Z.
Dwi W.
Eka F.S
Emi P.
-
Hening
-
“Emi Purwasih” ulang bu Ika.

~masih hening~

“Emi Purwasih!!!” teriak bu Ika.
“Eh UPIL” saut emi. Emi yang sontak kaget langsung menutup mulutnya yang telah kecelosan bilang upil.
“HAHAHA!!!!!” ruangan kelas menjadi ramai. Teriakan tawa terdengar disetiap sudut ruangan.
“sudah tenang..!” reda bu Ika.
“Eh maksudnya ada bu” perjelas emi.
“Ya ya ya. Sudah ya tenang, kita lanjut absennya”
Erli Tintin N.
Fadli Fuad
Feby P.
Hengki S.
Inarotul F.
Indra A.
Kiki E.
Kusmiati
Kusnanto
Laelatul T.
Lukman T.
Mei R.
Nimas A.
Novita P.
Rahardian F.
Rasiati
Rico L.
Rio T.
Ristam
Riska I.
Rodiana D.
Salahhudin A.
Septi P.
Septiandari
Sella P.
Selly P.
Siti Z.
Tri W.
Trianingsih
Wiwin S.
“Berarti semua masuk ya???” Tanya bu ika setelah selesai mengabsen.
“ya bu!!”
“kalau gitu kita mulai pelajarannya…”


~waktu istirahat, diruang kelas~
Semua sibuk dengan dengan kegiatan mereka. Ada yang sedang berkenalan, lagi makan, baca buku, menyanyi-nyanyi, dll. Namun disudut pojok kanan ruang kelas ada yang termenung sambil memencet-mencet keypet hp nya sendiri. Suara yang ditibulkan dari keypet tersebut lumayan keras.
“Kamu kenapa em?” Tanya Mei menghampiri emi  yang sedang duduk sendiri. Disamping mei ada tintin yang tampaknya sedang mengekorinya.
“Ya em??” perjelas tintin.
Emi memandang kedua temannya dengan tatapan sinis. Sepertinya dia sedang tidak mau diganggu.
“Kamu latah ya?? Hehe… waktu dipanggil kok bilangnya Upil?? Pasti kalau kamu sedang latah bilangnya Upil yah. Heheh…”canda tintin.
“Gak!!!!” mata emi menggelidik ke tintin. Tintin langsung bungkam, seperti ada tekanan tersendiri untuk berkata lagi.
“Em…!!” Teriak kusnanto sambil menghampiri emi. Sambil ketawa-tawa menatap emi, “UPIL!!!” teriak kusnanto tiba-tiba saat didepan emi.
Emi bangun dan memandangn kusnanto dalam-dalam.
“Apa si! UPIL..UPIL..!!! kamu tuh yang Upil. Dasar UPIL” teriak emi dan pergi meninggalkan mereka.
Kusnanto diam. Mulutnya melongo. Teman-teman menatap ke arah mereka, teriakan emi telah memecahkan keramaian mereka.
Di kelas itu menjadi sangat hening
1 detik
2 detik
3 detik
4 detik
“Hahahaha….!!” Tawa mereka memecahkan keheningan yang telah dibuat selama 4 detik.
Mereka menertawakan kusnanto sambil bilang, “Kusnanto UPIL… Hahaha…. Upil…!!”
Ruangan kelas itu penuh dengan tawa, tapi tidak dengan kusnanto. Dia masih terbengong.


Beberapa minggu kemudian , teman-teman yang lain mulai mengenal satu sama lain. Dan yang paling hebat mampu membedakan selly dan sella si saudara kembar. Hehe..
Raut wajah emi masih seperti beberapa minggu yang lalu. Judes, sinis dan seperti tak mau diganggu.
Kunanto juga selalu memperhatikan emi, ada rasa bersalah dan rasa ingin tau yang kuat. Dalam pikirannya ini bagaikan film detective. Slalu ada masalah dibalik emosional kita. Dan rasa ingin tau kusnanto menjadi semakin kuat. “apa yang sedang terjadi pada mu em???” Tanya kusnanto dalam batinnya dengan wajah sok charming. (hehe, lebay bgt yah..he..)
Emi masih judes. Setiap kali ada temannya yang bertanya dia slalu menjawab dengan imbuhan dibelakangnya “UPIL”, kalau ada yang meledeknya dia akan menjawab, “Apa sich??!! DASAR UPIL!!” dengan ketus.
Temen yang lain jadi ikut bertanya-tanya kenapa dengan emi, namun tak jarang juga ada yang kesal.
Kusnanto yang melihat kondisi ini menjadi tidak tahan. Rasa ingin tahunya semakin kuat, lebih kuat dari ledakan gunung berapi Krakatau tahun 1883 yang saking dasyatnya sampai terdengar di benua Eropa,dan lebih kuat dari gelombang tsunami aceh tahun 2004 silam.
Segera kusnanto merogoh sak celananya. Ekspresinya sangat serius bahkan ekspresi dedi cobuzier saat serius pun kalah oleh kusnanto. Dia mendapatkan sesuatu dari sak celananya.
HP
Dia menekan-nekan hpnya dan menaruh didekat telinganya.

“Hallo…”


To be continous...


ni belum selesai lho, masih da terusannya, tunggu ya...
dan semoga kalian suka
trimakasih... ^.^


0 komentar:

Posting Komentar

Ads 468x60px

Featured Posts Coolbthemes

© Everything....., AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena