Rabu, 02 Mei 2012

Fantasy World chapter 1

Title : Fantasy World
Gender : Brotherhood, Fantasy
Cast : Member Suju




Chapter 1

Hyung….” Rintih seorang namja. Mukanya terlihat pucat. Namja tersebut mendekati namja yang di panggil hyung.
“Ada apa?” Tanya namja itu. Namja itu masih focus pada pekerjaannya, bahkan dia tak sempat menoleh pada dongsaeng satu-satunya, dan donsaeng satu-satunya keluarga yang dia punya.
“Leeteuk hyung…!” sekarang dia lebih mengeraskan nadanya, berharap Leeteuk menoleh pada dongsaennya.
“Apa?!” tak mau kalah, Leetuk juga menggunakan nada tinggi. Walaupun begitu akhirnya dia menoleh kepada dongsaengnya. “Seharusnya kamu tidur, ini sudah tengah malam. Kamu kan besuk harus sekolah!”
“Tapi aku mau tidur sama Leeteuk hyung….” Peluh keluar dari pori-pori kulit namja itu. wajah pucat juga masih terlukis padanya.
“Aissh..”  Cuaca hari ini tak begitu panas. Bahkan ini masih musim dingin, walaupun tak ada salju yang turun. Dan Leeteuk baru menyadari sesuatu pada dongsaengnya. Dia terlihat aneh.
“Kau kenapa Yesung-ah?” telapak tangan Leeteuk ditempelkan pada dahi Yesung. Dan tidak terasa panas ataupun sebaliknya. “Kau baik-baik saja kan? Kau tidak panas, bahkan dingin, tapi kenapa kau terlihat pucat, dan kau mengeluarkan banyak keringat?” Leeteuk sekarang terlihat cemas.
“Aku mimpi buruk hyung…” kata yesung ketakutan. Kemudian Yesung memeluk Leeteuk.
Leeteuk tau benar, sejak kejadian 10 tahun yang lalu, ketiaka dia masih berumur 10 tahun dan dongsaengnya berumur 6 tahun, mereka harus kehilangan orang tua mereka. Kehidupan mereka berubah drastic yang paling terasa adalah dari segi ekonomi.
Orang tua mereka dipukul oleh sekelompok orang hingga mereka tewas. Dan mereka menyaksikan itu dari tempat persembunyian mereka. Oleh karena itu mereka selamat, namun kejadian itu merubah sifat Yesung. Yesung yang dulunya ceria, sekarang menjadi penakut dan pendiam. Dan lebih parahnya lagi dia selalu dihantui dengan masalalu yang menewaskan kedua orang tuanya, seperti halnya mimpi buruk.
Hankyung dan Ga Eun, adalah orang tua Leeteuk dan Yesung. Hankyung adalah seorang pembuat komik yang sudah terkenal. Sebagian besar karyanya menceritakan tentang dunia fantasy, sihir. Dan bakat ayahnya meuruni pada Leeteuk. Leeteuk sangat handal sekali dalam menggambar, pekerjaan nya sekarang pun sebagai pembuat komik walaupun belum sehandal ayahnya. Dan ibunya hanya lah seorang pengusaha butik. Dia juga sangat lihai menggambar model pakaian. Walaupun Yesung tidak lihai menggambar seperti ayah, ibu, dan kakanya, namun hasil gambarnya masih bisa dibilang bagus.
Dan yang membuat Leeteuk tak mengerti adalah ketika ayahnya dianiaya, itu hanya lah karena ayahnya tak mau memberikan sebuah buku. Dan Leeteuk merasa kalau buku itu pasti sangatlah penting, hingga ayahnya berkorban untuk melindungi buku itu.
Hyung…” panggil Yesung. Leeteuk langsung tersadar dari lamunannya.
“Kau memimpikannya lagi?” Leeteuk berucap dengan lembut.
Yesung mengangguk. Walaupun yesung masih dalam dekapan Leeteuk, tapi dia tau kalau Yesung mengangguk.
“Baiklah.. Hyung akan menemani mu tidur”
Mereka berjalan ke kamar mereka. Leeteuk menyalakan lampu hingga terlihat dengan jelas kamar itu. Kamar yang sederhana, hanya terdapat 1 lemari, 1 meja, 1 kursi, dan sebuah alas tidur yang setiap saat bisa dilipat ataupun digelar untuk tidur. Itu semua adalah kamar mereka berdua.
Yesung berbaring pada alas tidur tersebut, Leeteuk mematikan lampunya kembali dan tidur disamping Yesung.
Hyung…” kata Yesung lirih.
“Hmmm…” jawab Leeteuk. Dia setengah sadar. Kantuk yang tadi tidak dirasa kini sedang menghinggapinya untuk terlelap dalam tidur.
“Sebenarnya aku bukan bermimpi tentang mama papa, tapi….” Yesung terlihat ragu untuk meneruskan ceritanya lagi.
“Tapi apa?” Suara Leeteuk masih berat akibat kantuk.
“Hmmm…..Ani, Tidak jadi. Yah sudah hyung, tidur saja”
“Hmm… kamu juga tidur besuk harus sekolahkan..”
“Ya..” Yesung akhirnya membatalkan niatnya untuk menceritakan tentang mimpinya, mimpi yang aneh, dan seseorang yang ada di mimpinya yang mengerikan.
Dengan perlahan akhirnya dia menutup mata, dan terlelap dalam tidurnya.


“Yesung… Yesung….” Panggil seorang laki-laki. Suaranya lirih dan agak serak. Yesung akhirnya terbangun. Dia menoleh hyung nya, namun Leeteuk masih tertidur pulas.
“Yesung kemari…” suara itu muncul lagi. Yesung terlihat ragu untuk mencari sumber itu. hampir saja dia akan membangunkan Leeteuk, namun ketika dia hendak membangunkan nya, suara itu muncul dan menghentikan niatnya.
Suara itu masih memanggil-manggil Yesung. Yesung merasa suara itu tidak asing baginya, semakin suara itu memanggil-manggil Yesung, Yesung merasa sangat dan sangat kenal dengan suara itu. Suara yang sudah lama tidak didengarnya lagi, suara yang sudah lama dirinsukan Yesung.
Yesung berdiri dan berjalan keluar kamar. Dia mengikuti sumber suara itu sampai di ruang tengah. Langkah kakinya terhenti melihat seorang namja yang telah berumur. Dia memakai switer yang tak asing lagi bagi Yesung.
“A..appa….???” Kata Yesung tak percaya.
 Namja yang dipanggil appa hanya tersenyum. Kedua tangannya menjulur kedepan, berharap Yesung mendekat padanya, dan memeluk Yesung.
Yesung mendekat. Walaupun ragu, dan tak percaya, namun kerinduan seorang anak terhapat ayahnya tak bisa lagi dia bending dengan segala keganjalan dan keanehan ini. Yesung pun memeluk appa (ayah) nya. Appa nya pun membalas pelukan Yesung.
“Appa… benarkah ini appa?” Tanya Yesung sambil menangis.
“Ya, kau tumbuh dengan baik, dan tampan”
“Appa…”
Hankyung (ayahnya) melepas pelukan Yesung. Hankyung metap Yesung. Kemudian melihat dan mengamati anaknya. Dan seutas senyum terhias di wajah Hankyung. Tiba-tiba matanya focus pada bandul kalung Yesung yang berbentuk kunci. Dia menyentuh bandul itu dan mengamatinya.
“Aku menjaganya dengan baik appa” Kata Yesung.
“Aku senang kau menjaganya dengan baik, kau harus tetap menjaganya dengan baik untuk ku” Hankyung melepas genggamannya dari bandul itu.
Yesung kini memegang bandul itu dan melihat ayahnya dengan tatapan bahagia, dan mengiyakan pesan ayahnya. “Pasti appa!!!!”
“Ayo, appa ingin menunjukan sesuatu…” hankyung berjalan di depan dan Yesung mengikutinya. Mereka menuju keruangan yang tak lama sudah tidak pernah dibuka lagi.
Yesung bingung dengan apa yang ingin ditunjukan ayahnya dan mengapa ayahnya masuk keruangan yang dianggap Yesung sebagai gudang.
Hankyung berhenti. Dia sepertinya mengambil sesuatu, namun Yesung tidak tau apa yang diambil karena ruangan itu sangat gelap. Hankyung meminta Yesung memegang tangan ayahnya, Yesung menurut tanpa protes. Tiba-tiba cahaya keluar. Siluet cahaya itu sangat menyilaukan, Yesung pun menutup matanya dan tiba-tiba saat membuka matanya dia seperti ada di sebuah bukit.  Dia melihat kesekelilingnya.
“Menajubkan.” Gumam Yesung dengan raut wajah tak percaya. “Ini dimana appa? Ini sangat indah…” Yesung mengedarkan pandangannya, dan terlihat padang rumput yang luas, dia berlari hendak melihat-lihat sekitar. Sekarang matanya focus pada sebuah perkampungan. Dia menoleh ayahnya yang ada di belakangnya.
“Appa disini ada perkampungan….” Teriak Yesung sambil menunjuk kearah perkampungan tadi.
Hankyung mendekati Yesung yang masih ternganga melihat perkampungan itu. Tiba-tiba angin bertiup dengan kencang, awan yang cerah berubah menjadi kelam. Yesung menjadi takut dengan keadaan yang tiba-tiba berubah seperti ini. Dia menoleh keayahnya. Namun ternyata ayahnya tidak disampinya.
“Appa…!!!” teriak Yesung ketakutan. Dia berlari mencari ayahnya, namun tak juga ia dapatkan ayahnya.
Awan benar-benar sudah berubah menjadi gelap. Yesung semakin sulit untuk melihat, dan dia sangat ketakutan. Tiba-tiba suara tawa terdengan. Tawa itu sangat mengerikan.
“HAHAHAHA…”
“Siapa kau?!!!” Teriak Yesung sambil memandang sekitar.
Namun yang terdengar adalah suara tawa yang semakin mengeras.
“Kenapa kau tertawa!!! Siapa kau?!!” Yesung semakin diselimuti bingung dan takut. “Jika kau berani seharusnya kau tampakkan wujud mu, jangan hanya tertawa.!!”
“Baiklah..” suara itu terdengar penuh tekanan dan mengerikan.
Tiba-tiba muncul seseorang bertubuh tinggi dan besar. Dia memakai jubah hitam yang panjang. Seluruh tubuhnya tertutup oleh jubah itu. Dia juga menutup kepalanya dengan tudung dari jubah itu, hingga mukanya tidak terlihat.
Yesung mundur dan terjatuh ketika laki-laki berjubah itu mendekati Yesung.
“Jangan dekati aku.. menjauh..!!!” teriak Yesung ketakutan.
Laki-laki berjubah itu tertawa terbahak-bahak itu membuat Yesung semakin takut.
“Jangan dekati aku.. menjauhlah dari ku.. Jangan..” Yesung terus  berteriak menggerak-gerakkan tangannya untuk mengusir laki-laki berjubah itu.


“Jangan dekati aku.. menjauh dari ku.. Jangan..”
“Yesung..!!!” Leeteuk membangunkan Yesung yang sedang mengigau. “Bangun!!!”
Yesung langsung terbangun mendengar teriakan hyung nya. Nafasnya terengah-engah. Leeteuk menguruhnya untuk duduk dan mengatur nafasnya perlahan. Leeteuk juga memberikan mimunam untuk Yesung yang pikirnya mungkin dia sangat kehausan karena keringat mengguyur seluruh wajahnya.
“Kau mimpi buruk lagi..?” Tanya Leeteuk khawatir.
Yesung mengangguk. Secercah cahaya masuk dalam kamar itu.
“Apakah mimpi seperti biasa atau yang lain?”
“…”
“Kau mimpi apa?” Tanya Leeteuk penasaran.
“Aku mimpi mengerikan..”
“Iya, tapi tentang apa?”
Yesung terlihat bingung. Sepertinya nyawanya masih belum sepenuhnya masuk kedalam raganya.
“Ini bukan mimpi tentang appa dan ammoni kan?”
“Appa.. appa..” Yesung mengulangi kata-kata itu berkali-kali. Leeteuk semakin tidak tega melihat dongsaengnya, dia putuskan untuk tidak bertanya lagi, namun dia semakin penasaran dengan apa yang di mimpikannya. Dia merasa ini bukan mimpi yang biasanya.
Leeteuk memeluk Yesung yang masih memanggil-manggil appa dengan tatapan kosong. “Tenang, masih ada hyung. Hyung akan menjaga mu dan melindungi mu” kata Leeteuk dengan penuh lemah lembut.
Yesung mengangguk.
“Ya sudah, mandi sana kau harus berangkat sekolah kan?” kata Leeteuk sambil melepas pelukannya.
Yesung mengangguk dan menuruti perintah hyung.



Diruang makan, Leeteuk terlihat sedang menata makanan. Kemudian dia duduk di lantai. Meja makan itu hanya setinggi kurang lebih 40 cm jadi tidak memerlukan kursi.
Yesung menghampiri Leeteuk yang sudah duduk dan siap untuk makan.
“Ayo kita makan. Ini sangat enakkk.. dan tiada duanya lho... Hee…” tawa Leeteuk. “Kamu tau kenapa?”
“Kenapa?” Tanya Yesung.
Leeteuk berdiri dan dia memukul dadanya berlahan sambil bilang “Karena aku yang membuatnya. Hahaha..” Leeteuk tertawa dengan mulut yang terbuka lebar.
Yesung tersenyum.
“Kau tersenyum?” Tanya Leeteuk tak percaya. Sudah lama Leeteuk tak melihat senyum Yesung. Semenjak appa dan omma meninggal, Leeteuk sibuk untuk sekolah dan bekerja, jadi dia tak sempat menemani dongsaengnya. Mulai hari ini dia mungkin akan meluangkan waktunya untuk adiknya.
Hyung lucu.. ternyata Hyung sangat narsis…” Ucap Yesung sambil tersenyum.
“Ya donk…!! HAHAHA..”
Yesung tesenyum geli melihat hyung nya begitu narsis.
Leeteuk kembali duduk, dan mengambil makanan.
“Ayo makan,..” Leeteuk juga mengambilkan makanan untuk Yesung dan memberikannya. Yesung menerimanya.
Gomawa..”
Cheonmaneyo..”
Hyung…” Ucap Yesung.
Mwo?
“Tentang mimpi ku semalam….” Ucap Yesung ragu.
Leeteuk memandang Yesung dengan penasaran.
“Aku mimpi appa…”
Arra…” 
“Tapi ini berbeda hyung..”
“Hmm??”
Appa menunjukanku dunia lain. ….” Yesung kemudian menceritakan semua. Leeteuk mendengarkannya dengan cermat.
“Hah.. laki-laki berjubah hitam dengan tawa menyeramkan…” kata Leeteuk tak percaya namun ada kegelian yang Nampak di wajah Leeteuk, dia tersenyum dan akhirnya tertawa-tawa. “HAHAHA..! Kamu lucu sekali.. HAHAHA…!”
Hyung,,…??!”
Mian, entah mengapa saat kamu bilang laki-laki berjubah hitam itu.. itu sangat lucu.. hahaha..” tawa Leeteuk tak bisa dibendung. Yesung cemberut dan kesal dengan tingkah hyung. Dia diam dan memakan makanannya sambil memandangi Leeteuk yang masih tertawa. Bagaimanapun juga ketika Yesung diam, ekspresinya terlihat serius, namun ketika sedang bicara dia terlihat ramah, dan ketika sedang tersenyum dia terlihat manis. Namun ketika dia sedang diam karena kesal dia terlihat seperti bad boy. SERAM ABIZZZZZ….
Leeteuk sadar dia sedang dipandangi Yesung dengan ekspresi menyeramkan. Leeteuk langsung berhenti tertawa dan makan. Suasananya pun kembali hening. Hanya terdengar mulut yang mengunyah makanan dan dentingan sendok dengan mankok tersebut.



by







~TBC~


0 komentar:

Posting Komentar

Ads 468x60px

Featured Posts Coolbthemes

© Everything....., AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena