Title : Fantasy World
Gender : Brotherhood, Fantasy
Cast : Member Suju
by
~TBC~
Gender : Brotherhood, Fantasy
Cast : Member Suju
Chapter 1
“Hyung….” Rintih seorang namja. Mukanya terlihat pucat. Namja
tersebut mendekati namja yang di panggil hyung.
“Ada apa?” Tanya namja itu. Namja
itu masih focus pada pekerjaannya, bahkan dia tak sempat menoleh pada dongsaeng
satu-satunya, dan donsaeng satu-satunya keluarga yang dia punya.
“Leeteuk hyung…!” sekarang dia lebih mengeraskan nadanya, berharap Leeteuk
menoleh pada dongsaennya.
“Apa?!” tak mau kalah, Leetuk juga
menggunakan nada tinggi. Walaupun begitu akhirnya dia menoleh kepada
dongsaengnya. “Seharusnya kamu tidur, ini sudah tengah malam. Kamu kan besuk
harus sekolah!”
“Tapi aku mau tidur sama Leeteuk hyung….” Peluh keluar dari pori-pori
kulit namja itu. wajah pucat juga masih terlukis padanya.
“Aissh..” Cuaca hari ini tak begitu panas. Bahkan ini
masih musim dingin, walaupun tak ada salju yang turun. Dan Leeteuk baru
menyadari sesuatu pada dongsaengnya. Dia terlihat aneh.
“Kau kenapa Yesung-ah?” telapak
tangan Leeteuk ditempelkan pada dahi Yesung. Dan tidak terasa panas ataupun
sebaliknya. “Kau baik-baik saja kan? Kau tidak panas, bahkan dingin, tapi
kenapa kau terlihat pucat, dan kau mengeluarkan banyak keringat?” Leeteuk
sekarang terlihat cemas.
“Aku mimpi buruk hyung…” kata
yesung ketakutan. Kemudian Yesung memeluk Leeteuk.
Leeteuk tau benar, sejak kejadian
10 tahun yang lalu, ketiaka dia masih berumur 10 tahun dan dongsaengnya berumur
6 tahun, mereka harus kehilangan orang tua mereka. Kehidupan mereka berubah
drastic yang paling terasa adalah dari segi ekonomi.
Orang tua mereka dipukul oleh
sekelompok orang hingga mereka tewas. Dan mereka menyaksikan itu dari tempat
persembunyian mereka. Oleh karena itu mereka selamat, namun kejadian itu
merubah sifat Yesung. Yesung yang dulunya ceria, sekarang menjadi penakut dan
pendiam. Dan lebih parahnya lagi dia selalu dihantui dengan masalalu yang
menewaskan kedua orang tuanya, seperti halnya mimpi buruk.
Hankyung dan Ga Eun, adalah orang tua
Leeteuk dan Yesung. Hankyung adalah seorang pembuat komik yang sudah terkenal.
Sebagian besar karyanya menceritakan tentang dunia fantasy, sihir. Dan bakat
ayahnya meuruni pada Leeteuk. Leeteuk sangat handal sekali dalam menggambar,
pekerjaan nya sekarang pun sebagai pembuat komik walaupun belum sehandal
ayahnya. Dan ibunya hanya lah seorang pengusaha butik. Dia juga sangat lihai
menggambar model pakaian. Walaupun Yesung tidak lihai menggambar seperti ayah,
ibu, dan kakanya, namun hasil gambarnya masih bisa dibilang bagus.
Dan yang membuat Leeteuk tak
mengerti adalah ketika ayahnya dianiaya, itu hanya lah karena ayahnya tak mau
memberikan sebuah buku. Dan Leeteuk merasa kalau buku itu pasti sangatlah
penting, hingga ayahnya berkorban untuk melindungi buku itu.
“Hyung…” panggil Yesung. Leeteuk langsung tersadar dari lamunannya.
“Kau memimpikannya lagi?” Leeteuk
berucap dengan lembut.
Yesung mengangguk. Walaupun yesung
masih dalam dekapan Leeteuk, tapi dia tau kalau Yesung mengangguk.
“Baiklah.. Hyung akan menemani mu
tidur”
Mereka berjalan ke kamar mereka.
Leeteuk menyalakan lampu hingga terlihat dengan jelas kamar itu. Kamar yang
sederhana, hanya terdapat 1 lemari, 1 meja, 1 kursi, dan sebuah alas tidur yang
setiap saat bisa dilipat ataupun digelar untuk tidur. Itu semua adalah kamar
mereka berdua.
Yesung berbaring pada alas tidur
tersebut, Leeteuk mematikan lampunya kembali dan tidur disamping Yesung.
“Hyung…” kata Yesung lirih.
“Hmmm…” jawab Leeteuk. Dia setengah
sadar. Kantuk yang tadi tidak dirasa kini sedang menghinggapinya untuk terlelap
dalam tidur.
“Sebenarnya aku bukan bermimpi
tentang mama papa, tapi….” Yesung terlihat ragu untuk meneruskan ceritanya
lagi.
“Tapi apa?” Suara Leeteuk masih
berat akibat kantuk.
“Hmmm…..Ani, Tidak jadi. Yah sudah hyung,
tidur saja”
“Hmm… kamu juga tidur besuk harus
sekolahkan..”
“Ya..” Yesung akhirnya membatalkan
niatnya untuk menceritakan tentang mimpinya, mimpi yang aneh, dan seseorang
yang ada di mimpinya yang mengerikan.
Dengan perlahan akhirnya dia menutup
mata, dan terlelap dalam tidurnya.
“Yesung… Yesung….” Panggil seorang laki-laki. Suaranya
lirih dan agak serak. Yesung akhirnya terbangun. Dia menoleh hyung nya, namun
Leeteuk masih tertidur pulas.
“Yesung kemari…” suara itu muncul lagi. Yesung terlihat
ragu untuk mencari sumber itu. hampir saja dia akan membangunkan Leeteuk, namun
ketika dia hendak membangunkan nya, suara itu muncul dan menghentikan niatnya.
Suara
itu masih memanggil-manggil Yesung. Yesung merasa suara itu tidak asing
baginya, semakin suara itu memanggil-manggil Yesung, Yesung merasa sangat dan
sangat kenal dengan suara itu. Suara yang sudah lama tidak didengarnya lagi,
suara yang sudah lama dirinsukan Yesung.
Yesung
berdiri dan berjalan keluar kamar. Dia mengikuti sumber suara itu sampai di
ruang tengah. Langkah kakinya terhenti melihat seorang namja yang telah
berumur. Dia memakai switer yang tak asing lagi bagi Yesung.
“A..appa….???”
Kata Yesung tak percaya.
Namja yang dipanggil appa hanya tersenyum.
Kedua tangannya menjulur kedepan, berharap Yesung mendekat padanya, dan memeluk
Yesung.
Yesung
mendekat. Walaupun ragu, dan tak percaya, namun kerinduan seorang anak terhapat
ayahnya tak bisa lagi dia bending dengan segala keganjalan dan keanehan ini. Yesung
pun memeluk appa (ayah) nya. Appa nya pun membalas pelukan Yesung.
“Appa…
benarkah ini appa?” Tanya Yesung sambil menangis.
“Ya,
kau tumbuh dengan baik, dan tampan”
“Appa…”
Hankyung
(ayahnya) melepas pelukan Yesung. Hankyung metap Yesung. Kemudian melihat dan
mengamati anaknya. Dan seutas senyum terhias di wajah Hankyung. Tiba-tiba
matanya focus pada bandul kalung Yesung yang berbentuk kunci. Dia menyentuh
bandul itu dan mengamatinya.
“Aku
menjaganya dengan baik appa” Kata Yesung.
“Aku
senang kau menjaganya dengan baik, kau harus tetap menjaganya dengan baik untuk
ku” Hankyung melepas genggamannya dari bandul itu.
Yesung
kini memegang bandul itu dan melihat ayahnya dengan tatapan bahagia, dan
mengiyakan pesan ayahnya. “Pasti appa!!!!”
“Ayo,
appa ingin menunjukan sesuatu…” hankyung berjalan di depan dan Yesung
mengikutinya. Mereka menuju keruangan yang tak lama sudah tidak pernah dibuka
lagi.
Yesung
bingung dengan apa yang ingin ditunjukan ayahnya dan mengapa ayahnya masuk
keruangan yang dianggap Yesung sebagai gudang.
Hankyung
berhenti. Dia sepertinya mengambil sesuatu, namun Yesung tidak tau apa yang
diambil karena ruangan itu sangat gelap. Hankyung meminta Yesung memegang
tangan ayahnya, Yesung menurut tanpa protes. Tiba-tiba cahaya keluar. Siluet
cahaya itu sangat menyilaukan, Yesung pun menutup matanya dan tiba-tiba saat
membuka matanya dia seperti ada di sebuah bukit. Dia melihat kesekelilingnya.
“Menajubkan.”
Gumam Yesung dengan raut wajah tak percaya. “Ini dimana appa? Ini sangat
indah…” Yesung mengedarkan pandangannya, dan terlihat padang rumput yang luas,
dia berlari hendak melihat-lihat sekitar. Sekarang matanya focus pada sebuah
perkampungan. Dia menoleh ayahnya yang ada di belakangnya.
“Appa
disini ada perkampungan….” Teriak Yesung sambil menunjuk kearah perkampungan
tadi.
Hankyung
mendekati Yesung yang masih ternganga melihat perkampungan itu. Tiba-tiba angin
bertiup dengan kencang, awan yang cerah berubah menjadi kelam. Yesung menjadi
takut dengan keadaan yang tiba-tiba berubah seperti ini. Dia menoleh keayahnya.
Namun ternyata ayahnya tidak disampinya.
“Appa…!!!”
teriak Yesung ketakutan. Dia berlari mencari ayahnya, namun tak juga ia
dapatkan ayahnya.
Awan
benar-benar sudah berubah menjadi gelap. Yesung semakin sulit untuk melihat,
dan dia sangat ketakutan. Tiba-tiba suara tawa terdengan. Tawa itu sangat
mengerikan.
“HAHAHAHA…”
“Siapa
kau?!!!” Teriak Yesung sambil memandang sekitar.
Namun
yang terdengar adalah suara tawa yang semakin mengeras.
“Kenapa
kau tertawa!!! Siapa kau?!!” Yesung semakin diselimuti bingung dan takut. “Jika
kau berani seharusnya kau tampakkan wujud mu, jangan hanya tertawa.!!”
“Baiklah..”
suara itu terdengar penuh tekanan dan mengerikan.
Tiba-tiba
muncul seseorang bertubuh tinggi dan besar. Dia memakai jubah hitam yang
panjang. Seluruh tubuhnya tertutup oleh jubah itu. Dia juga menutup kepalanya
dengan tudung dari jubah itu, hingga mukanya tidak terlihat.
Yesung
mundur dan terjatuh ketika laki-laki berjubah itu mendekati Yesung.
“Jangan
dekati aku.. menjauh..!!!” teriak Yesung ketakutan.
Laki-laki
berjubah itu tertawa terbahak-bahak itu membuat Yesung semakin takut.
“Jangan
dekati aku.. menjauhlah dari ku.. Jangan..” Yesung terus berteriak menggerak-gerakkan tangannya untuk
mengusir laki-laki berjubah itu.
“Jangan dekati aku.. menjauh dari
ku.. Jangan..”
“Yesung..!!!” Leeteuk membangunkan
Yesung yang sedang mengigau. “Bangun!!!”
Yesung langsung terbangun mendengar
teriakan hyung nya. Nafasnya terengah-engah. Leeteuk menguruhnya untuk duduk
dan mengatur nafasnya perlahan. Leeteuk juga memberikan mimunam untuk Yesung
yang pikirnya mungkin dia sangat kehausan karena keringat mengguyur seluruh
wajahnya.
“Kau mimpi buruk lagi..?” Tanya
Leeteuk khawatir.
Yesung mengangguk. Secercah cahaya
masuk dalam kamar itu.
“Apakah mimpi seperti biasa atau
yang lain?”
“…”
“Kau mimpi apa?” Tanya Leeteuk
penasaran.
“Aku mimpi mengerikan..”
“Iya, tapi tentang apa?”
Yesung terlihat bingung. Sepertinya
nyawanya masih belum sepenuhnya masuk kedalam raganya.
“Ini bukan mimpi tentang appa dan
ammoni kan?”
“Appa.. appa..” Yesung mengulangi
kata-kata itu berkali-kali. Leeteuk semakin tidak tega melihat dongsaengnya,
dia putuskan untuk tidak bertanya lagi, namun dia semakin penasaran dengan apa
yang di mimpikannya. Dia merasa ini bukan mimpi yang biasanya.
Leeteuk memeluk Yesung yang masih
memanggil-manggil appa dengan tatapan kosong. “Tenang, masih ada hyung. Hyung akan menjaga mu dan
melindungi mu” kata Leeteuk dengan penuh lemah lembut.
Yesung mengangguk.
“Ya sudah, mandi sana kau harus
berangkat sekolah kan?” kata Leeteuk sambil melepas pelukannya.
Yesung mengangguk dan menuruti
perintah hyung.
Diruang makan, Leeteuk terlihat
sedang menata makanan. Kemudian dia duduk di lantai. Meja makan itu hanya
setinggi kurang lebih 40 cm jadi tidak memerlukan kursi.
Yesung menghampiri Leeteuk yang
sudah duduk dan siap untuk makan.
“Ayo kita makan. Ini sangat
enakkk.. dan tiada duanya lho... Hee…” tawa Leeteuk. “Kamu tau kenapa?”
“Kenapa?” Tanya Yesung.
Leeteuk berdiri dan dia memukul
dadanya berlahan sambil bilang “Karena aku yang membuatnya. Hahaha..” Leeteuk
tertawa dengan mulut yang terbuka lebar.
Yesung tersenyum.
“Kau tersenyum?” Tanya Leeteuk tak
percaya. Sudah lama Leeteuk tak melihat senyum Yesung. Semenjak appa dan omma
meninggal, Leeteuk sibuk untuk sekolah dan bekerja, jadi dia tak sempat
menemani dongsaengnya. Mulai hari ini dia mungkin akan meluangkan waktunya
untuk adiknya.
“Hyung lucu.. ternyata Hyung
sangat narsis…” Ucap Yesung sambil tersenyum.
“Ya donk…!! HAHAHA..”
Yesung tesenyum geli melihat hyung
nya begitu narsis.
Leeteuk kembali duduk, dan
mengambil makanan.
“Ayo makan,..” Leeteuk juga mengambilkan
makanan untuk Yesung dan memberikannya. Yesung menerimanya.
“Gomawa..”
“Cheonmaneyo..”
“Hyung…” Ucap Yesung.
“Mwo?”
“Tentang mimpi ku semalam….” Ucap
Yesung ragu.
Leeteuk memandang Yesung dengan
penasaran.
“Aku mimpi appa…”
“Arra…”
“Tapi ini berbeda hyung..”
“Hmm??”
“Appa menunjukanku dunia lain. ….” Yesung kemudian menceritakan
semua. Leeteuk mendengarkannya dengan cermat.
“Hah.. laki-laki berjubah hitam
dengan tawa menyeramkan…” kata Leeteuk tak percaya namun ada kegelian yang
Nampak di wajah Leeteuk, dia tersenyum dan akhirnya tertawa-tawa. “HAHAHA..!
Kamu lucu sekali.. HAHAHA…!”
“Hyung,,…??!”
“Mian, entah mengapa saat kamu bilang laki-laki berjubah hitam itu..
itu sangat lucu.. hahaha..” tawa Leeteuk tak bisa dibendung. Yesung cemberut
dan kesal dengan tingkah hyung. Dia diam dan memakan makanannya sambil
memandangi Leeteuk yang masih tertawa. Bagaimanapun juga ketika Yesung diam,
ekspresinya terlihat serius, namun ketika sedang bicara dia terlihat ramah, dan
ketika sedang tersenyum dia terlihat manis. Namun ketika dia sedang diam karena
kesal dia terlihat seperti bad boy. SERAM ABIZZZZZ….
Leeteuk sadar dia sedang dipandangi
Yesung dengan ekspresi menyeramkan. Leeteuk langsung berhenti tertawa dan
makan. Suasananya pun kembali hening. Hanya terdengar mulut yang mengunyah
makanan dan dentingan sendok dengan mankok tersebut.
by
~TBC~
0 komentar:
Posting Komentar