Part sebelumnya…
Namja tadi duduk
diatas perut Yesung. Yesung tak berdaya lagi untuk berdiri dan melawan. Mungkin
sekarang dia sudah terjebak.
“Ini akibatnya
jika kau lancang melawan kami..” namja ketua geng itu mengepalkan tangannya.
Anak buahnya terlihat girang bahkan mereka bersorak.. “BOS HEBAT!!”
Namja ketua geng
itu melayangkan kepalan tangannya dalam slow motion. Anak buah nya
merjingkrak-jingkrang dalam keadaan slow motion, dan Yesung menolehkan mukanya
dalam slow motion juga.
“YAAAAAAAAAAAK……!!”
“ARRGHHHHT!!”
“AYO.. BOSSSS..
AYO BOSSSS…!!!”
Chapter 3
Layangan tangan itu terhenti tepat dimuka Yesung.
Ternyata itu terhenti oleh seseorang. Dia tepat disamping Yesung. Dia memakai
baju karate dengan sabuk hitam. Kulitnya putih bersih, dan badannya besar.
Namja ketua geng palak itu terkejut. Dia langsung
berdiri. Ekspresinya terlihat takut. Anak buahnya juga sama terkejutnya dengan
ketua mereka. Bahkan mereka lari terbirit-birit.
Namja ketua geng itu hendak lari, namun sayang, dia
tertahan. Bahunya tertangkap oleh namja berbaju karate itu.
“Mianhe..
mianhe.. maaf hyung..maafkan
aku..” katanya sambil membungkukkan kepalanya dan sedikit merundukan tubuhnya.
“Minta maaflah pada adik kelas mu ini!”
“Yesung aku minta maaf..” kata nya cepat.
“Jangan hanya minta maaf. Bantu dia berdiri!!!”
“Baik Hyung!”
Namja ketua geng itu langsung membantu Yesung
berdiri.
“Kalau gitu bolehkah saya pergi?”
“Asalkan kau tidak mengganggu anak laki-laki ini
lagi..!”
Namja ketua geng itu tampak enggan untuk menuruti
permintaan yang satu ini.
“Mau tidak?! Kalau kau tidak mau, ku hajar kau
sampai kau berkata mau!!” ancam namja baju karate itu.
“I..iya.ya mau…!!” kata namja ketua geng itu
terbata-bata.
“Ya sudah sanah pergi!!”
Namja ketua geng itu langsung pergi terbirit-birit.
“Kau….??” Kata Yesung bingung.
“Kangin imnida..”
kangin menjulurkan tangannya.
Yesung menjabat uluran tangan Kangin. “Yesung imnida”
“Kau anak kelas satu dari sekolah itu kan?” Kangin
menunjuk sekolah yang agak terlihat sedikit.
“Ne.. hyung sendiri?”
“Sama. Aku juga satu sekolah dengan mu, aku kelas 3”
“Oh..”
Yesung terlihat mengerutkan kedua alisnya, dan
seperti menahan sakit.
“Kau tidak apa-apa?” Tanya Kangin.
“Ani.. aku
hanya kaget saja dengan kejadian hari ini..”
“Tapi kau terlihat pucat? Apakah kau benar-benar
sangat kaget sampai terlihat pucat..?”
“Mungkin…”
“Kalau begitu ikut aku saja ke kedai temanku. Deket
kok dari sini…..”
Yesung menggeleng. Dan hendak bicara tapi tidak
jadi.
“Kenapa kau menggeleng. Maksudmu kau tidak mau?
Lihatlah dirimu sekarang. Kau pura-pura baik, tapi tubuhmu sendiri merasa tidak
baik bukan?”
“A....” lagi-lagi ucapan Yesung terpotong.
“ ’A’ apa? Ayo ikut saja dengan ku. Temanku itu
pintar memasak. Ku rasa dia bisa membuatkanmu sup untuk menambah energy….”
Yesung tersenyum dibuat-buat, Kangin benar-benar
cerewet. Bahkan bicaranya seperti sepur yang sulit untuk direm.
“Mau kan? Kau senyum,,.. berarti kau mau. Itu
tindakan yang bijaksana. Mungkin itu tubuhmu, tapi kau juga harus memperlakukan
tubuhmu sebaik mungkin, biar dikemudian hari kau tidak menyesal…..”
“Ya.. ayo kita pergi..” sekarang Yesung yang
memotong ucapan Kangin.
“Oh ya. Baiklah…”
Sepanjang perjalanan Kangin terus mengoceh tentang waktu
dia menjadi kelas 1 dan alasan dia mengikuti karate. Ternyata dia mengikuti
karate semata-mata karena agar tidak ada yang berani mengganggunya. Dia juga
pernah mengalami apa yang tadi di alami Yesung. Yesung hanya diam dan
mendengarkan ucapan Kangin. Sesekali dia tersenyum untuk memperlihatkan
kesopanannya kepada yang lebih tua. Itu juga diajari oleh hyungnya, Leeteuk.
“Wah tak ku sangka kita sudah sampai. Haha..” Kangin
terlihat senang.
Mereka berhenti di sebuah kedai sederhana.
Sepertinya kedai ini lumayan laris. Di depan kedai juga terdapat poster yang
digantungkan di atas. Poster itu tertulis “Kami Menyiapkan Makanan Untuk Anda
Dengan Punuh Cinta”
“Ne,…”
“Wooki-ah.. !! tolong buatkan sup yang menambah
energy yah?!!” teriak Kangin
“YA!! Sebentar!!” teriak namja yang dipanggil wooki
dari dapur.
“Ayo duduk” Kangin menepuk kursi di sebelahnya.
Yesung langsung merespon dengan duduk di kursi yang tadi Kangin tepuk.
“Disini sangat ramai yah?”
“Ya.. karena makanan disini sangat enak, dan yang
memasak adalah temanku. Hehe..” Kata Kangin bangga.
Kangin melirik keluar. Dia seperti melihat temannya.
“Kibum… kemari..” Kangin melambaikan tangannya ke
seorang namja yang dipanggil Kibum.
Namja tersebut menghampiri meja mereka.
“Ternyata kau disini?! Aku mencarimu kemana-mana
tau?!!”
Namja itu
terlihat kesal dengan Kangin. Tapi sepertinya Kangin tidak merasa
bersalah, karena membuat Kibum mencarinya. Kibum meletakan tasya di meja. Dia
masih memakai seragam putih abu-abu.
“Apakah dia juga dari sekolah yang sama seperti
kita?” Tanya Yesung kepada Kangin.
“Iya.. oh ya, ini teman baru ku..” ucap Kangin
sambil melirik ke Yesung.
“Kim Kibum imnida…”
julur tangan kibum.
“Yesung imnida..”
Yesung menjabat tangan Kibum, dan setelah itu melepasnya kembali.
Wooki datang dengan membawa semangkok sup.
“Ini dia sup pesananmu..”
“Bukan untuk ku, tapi dia..” Kangim melirik ke
Yesung.
“Siapa dia?”
“Yesung imnida…”
ucap Yesung sambil menjulurkan tangannya.
“Ryeowook imnida.
Tapi bisa panggil aku wooki..” Wooki
menjabat tangan Yesung, dan setelah itu melepasnya kembali.
“Wooki-a aku lapar. Buatkan sup satu lagi untuk ku
ya..” pinta Kibum.
“Sama aku juga. Aku minta satu ya?!” pinta Kangin
juga.
“Baiklah…” kata Wooki pasrah.
“HEE..”
Mereka tertawa kecil.
Yesung menyeruput sup itu. dan rasanya enak sekali.
Dia memakan sup itu perlahan-lahan. Dia juga memandangi Kibum yang ada
dihadapannya yang kini asyik membaca buku, dan dia melirik kearah Kangin yang
ada disampinya yang kini sedang memainkan sumpit dan sendok.
Beberapa saat Wooki datang lagi dengan membawa 3
sup.
“Aku datang. Ini sup untuk Kibum hyung, Ini untuk Kangin hyung..” ucapnya memasang muka manis.
“Dan yang itu untuk siapa..?” Tanya Kibum sambil
menunjuk sup yang satunya lagi.
“Untuk ku donk. Aku juga lapar.” Wooki langsung
duduk disamping Kibum.
“Lalu siapa yang memasak?” Tanya Kangin.
“Ada omma
kok di belakang. He..”
“Kenapa Wooki panggil Kibum dan Kangin dengan hyung?” Tanya Yesung.
“Itu karena dia adik kelas kami. Kamu juga
seharusnya panggil kami semua dengan sebutan hyung.”
“Semua??”
“Iya. Wooki-ah kelas 2 itu berarti kan dia kaka
kelas kamu…”
“Oh ya.. mian.
Aku tidak tau. Dan apakah Kibum hyung
kelas 2 juga..?”
“Eh.. aku ini kelas 3!!” protes Kibum.
“Mian..
sekali lagi mianhe.. aku masih belum
mengenal..”
“Tidak apa-apa..”
“Kau tau Kibum ini dikenal sebagai kutu buku dikelas
kami.. lihatlah kacamatanya yang tebal itu. Hee..” Ledek Kangin.
“Diamlah crewet.!!! Jangan dengarkan dia, kau akan
menyesal dia itu sangat cerewet. Sekali bicara maka akan sulit untuk di
hentikan..” ucap Kibum sinis.
Yesung tertawa kecil.
“Kau tertawa??” Tanya Kangin pada Yesung. Yesung
menggeleng. “Ah.. sudahlah. Gak seru lho ngledek Kibum. Dia gak punya selera
humor tinggi.!”
Kangin melirik ke Wooki.
“Oh ya.. Liat Wooki makan. Dia sangat lahap sekali
bukan? Boleh saja dia terlihat keren saat memasak, tapi kalau sedang makan, dia
seperti anak kecil. Tak pernah bersih kalau makan. Pasti ada sisa di bibirnya.”
Kata Kangin sambil tertawa kecil.
Yesung melihat ke Wooki yang sedang asyik makan.
Benar, ada sisa makan di bibirnya.
“Ada tamu tuh?” Yesung menunjuk ke arah bibir Wooki.
Tapi Wooki malah melihat keluar dan bilang tidak ada.
“Tidak ada kok..” ucapnya.
“Maksudya tamu di bibir mu. Dia ingin masuk
kemulutmu..” jelas Kibum.
“Tamu dibibirku?? Ah hyung jangan bercanda. Maksudnya di bibir pintu itu..?” wooki
menunjuk dengan polos ke pintu yang ada di depan.
Kangin tertawa geli melihat kepolosan Wooki. Yesung
juga ikut tertawa.
“Kenapa dengan kalian. Apa yang kalian tertawakan..”
Wooki tambah bingung.
“Hadap kesini.!” Perintah Kibum. Wooki menghadap ke
Kibum. Kibum membersihkan sisa makanan yang menempel di bibir Wooki, dan Wooki
baru sadar.
“Kamu sudah tau maksud ku tadi kan?” Tanya Kibum.
“Oh jadi ini.. Kenapa kalian harus bicara dengan
bahasa kiasan, aku kan jadi gak paham..!”
“Hahaha…”
Kangin masih
terus tertawa. Yesung menahan tawanya karena melihat ekspresi Wooki yang mulai
memarah.
“Mian..”
ucap Yesung dengan menahan tawa. Kepalanya merunduk sedikit.
“Hahaha..”
Kangin masih tertawa ria.
“Kangin hentikan tawa mu yang tidak lucu itu..”
perintah Kibum.
“Baik-baik,.. maaf. Tapi Wooki-ah bener-bener
lucu..”
“Hyung!!!
Berhenti tertawa, kalau hyung tertawa
terus aku akan…. aku tidak mau memasak untuk hyung!!” ancam Wooki kepada Kangin.
“Eh.. jangan!! Baiklah aku berhenti tertawa!” Kangin
terlihat pasrah.
Kibum tertawa kecil sambil menyembunyikan tawanya di
balik tangan kanannya.
“Kau tertawa??!” lirik Kangin ke Kibum.
“Ternyata di otak mu hanya ada makanan saja. Di
ancam begitu saja kau sudah takut.” Jelas Kibum. Wooki terlihat senang dengan
pernyataan Kibum.
“Manusia bagaimana bisa hidup kalau tidak makan”
kilah Kangin.
Kibum hanya tersenyum dan Wooki tertawa. Yesung juga
ikut tertawa-tawa melihat tingkah teman barunya. Dia senang bisa berada
ditengah-tengah mereka. Harapan baru serasa muncul. Hidupnya baru seperti
sedang menyambutnya.
“Siapa dia??” Tanya Kangin mengalihkan perhatian.
“Siapa?” Tanya balik Kibum.
“Itu .. yang sedang melewati bibir pintu…” kata
Kangin sambil menunjuk ke bibir pintu depan.
“Hyung mau
ngerjain aku ya, aku gak akan tertipu lagi…” ucap Wooki.
“PD!! Siapa yang mau ngerjain lho…” ucap Kangin
ketus.
“Mereka Sungmin, Eunhyuk dan Heechul…” jelas Yesung
sambil menunjuk kearah orang tersebut.
Kibum menoleh kearah pintu begitu juga dengan Wooki.
Tiga namja
datang. Dari tampilan tak ada yang menonjol hanya saja mereka mengenakan
seragam yang sama seperti Yesung.
“Kau mengenalnya?” Tanya Kangin.
“Ne.
mereka teman sekelas ku.”
“Aku sepertinya tidak asing dengan namja yang
bernama Sungmin itu..” kata Kibum dengan raut wajah serius.
“Hah!! Dia kan adik kelas kita. Tentulah tidak
asing…” ucap Kangin.
“Mungkin…” jawab Kibum ragu. Tapi ku rasa bukan karena adik kelas, tapi karena ada sesuatu yang lain
yang membuatku tidak asing lagi dengannya, batin Kibum.
Yesung melirik ke jam tangannya.
“Wah ni sudah jam 3. Aku harus pulang..!!” kata
Yesung gugup.
“Benarkah. Kita belum sempat mengobrol banyak.” Kata
Wooki kecewa.
“Kau mau apa pulang?!” Tanya Kangin.
“Aku harus memasak untuk hyung ku. Kasian dia, pulang kerja tapi gak ada makanan.”
“Ah.. itu gampang. Kamu tinggal pesan saja apa yang
kamu mau disini..” usul Wooki.
“Hmmm.. hari ini aku gak bawa uang. Jadi aku gak..
bisa beli… hee…”
“Ah.. gak usah bayar. Anggap saja ini salam
perkenalanku pada mu..” Wooki tersenyum manis.
“Benar itu. terima saja sebelum Wooki-ah berubah
pelit…”
“Hyung!!” teriak Wooki ke Kangin.
Kibum hanya menggeleng-gelengkan kepala.
“Ku rasa benar usul Wooki….” Ucap Kibum.
“Baiklah. Kamsahamnida…”
ucap Yesung sambil merundukan tubuhnya.
“Jangan sungkan seperti itu. kita kan sekarang
teman..” jelas Wooki.
“Kau sopan sekali yah.. kau selalu merunduk kepada
kita. Padahal kan kita teman. Bersikaplah seperti biasa saja..” saran Kangin.
“Oh.. mian.
Hyung ku slalu bilang, kita harus
hormat pada yang lebih tua. Jadi aku sudah terbiasa melakukan ini. Dan… aku
juga belum terbiasa dan tak tau cara bagaimana berteman. Ini pertama kalinya
aku mempunyai teman.. he…” Yesung terlihat malu mengakuinya. Dia merundukan
kepalanya dan tangan kirinya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
~
“HAHAHAHA…” Ledakan tawa terdengar jelas dari 3
orang itu. kibum yang dari tadi hanya tersenyum, dia pun ikut tertawa lepas.
“Pernyataan mu sangat menggelikan..”
“Jadi kami ini teman pertama mu…”
“Kau ternyata sangat polos…”
“HAHAHA”
Yesung hanya dapat tersenyum malu.
“Baiklah.. kau mau pulang kan? Bagaimana kalau kami
antar?” usul Kangin.
“Wah ide bagus.”
“Aku setuju..”
“Ah tidak usah. Ini akan merepotkan kalian. Aku
pulang sendiri saja.”
“Sudah ku bilang jangan sungkan! Kita kan teman,
kita juga ingin tau rumahmu dimana..” jelas Kangin.
Kibum dan Wooki mengangguk setuju.
“Baiklah.. Gomawa…”
“Kalau gitu aku akan menyiapkan makanan untuk mu.
Tunggu ya,,.” Ucap Wooki sambil berlari ke dapur.
“Ye..
cepetan yah…” teriak Kangin.
Wooki berlari dengan cepat. Beberapa menit kemudian
dia sudah keluar dari dapur. Dia berlari lagi kearah teman-temannya. Dan
tiba-tiba..
BRUG..!!!
KRUMPYANG. PYANG. PYANG.
“AHHHHHHH…..”
~TBC~
By : me (etn)
0 komentar:
Posting Komentar